Media Asing Serang Keras Jokowi: Raja Jawa Kobarkan Darurat Demokrasi Indonesia

Minggu, 01 September 2024 - 06:51 WIB
loading...
Media Asing Serang Keras...
Media Inggris, The Economist,menerbitkan artikel yang menyerang keras Presiden Indonesia Joko Widodo, menyebutnya Raja Jawa kobarkan darurat demokrasi Indonesia. Foto/Setneg RI
A A A
JAKARTA - The Economist, media asal Inggris, menerbitkan artikel yang berisi serangan keras terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), termasuk membandingkannya dengan mantan penguasa Orde Baru; Suharto.

The King of Java inflames an Indonesian ‘democratic emergency’ (Raja Jawa mengobarkan "darurat demokrasi" Indonesia),” demikian judul artikel media asing tersebut, yang diterbitkan pada 29 Agustus 2024.

Pada awal artikel tersebut, The Economist menyinggung Suharto dan blakblakan menyebut Jokowi sebagai perebut Partai Golkar melalui anak buahnya, Bahlil Lahadalia.

“Itulah jenis langkah yang akan dikagumi Suharto, seorang pemimpin kuat yang memerintah Indonesia dengan tangan besi dari tahun 1967 hingga 1998. Joko Widodo, presiden Indonesia, melakukan pengambilalihan paksa partai diktator terdahulu, Golkar, pada tanggal 21 Agustus, ketika para anggotanya memilih Bahlil Lahadalia, penentu kebijakan presiden dan menteri energi Indonesia, sebagai ketuanya,” tulis The Economist.



“Tidak seorang pun berani mencalonkan diri melawan Bahlil. Dalam pidato kemenangannya yang penuh kepuasan, ketua baru itu memperingatkan para pengikutnya; ‘untuk tidak mempermainkan Raja Jawa’—yang jelas merujuk kepada Jokowi, sebutan bagi presiden itu—dan menambahkan bahwa hal itu akan berakhir buruk bagi mereka,” lanjut The Economist.

Kemudian artikel itu menyoroti upaya para anggota Parlemen—yang juga disebut sebagai sekutu Jokowii—untuk merevisi Undang-Undang Pilkada secara terburu-buru.

“Pada saat yang sama, sekutu presiden di badan legislatif tergesa-gesa menyusun revisi undang-undang pemilu negara itu menjelang pemilihan [kepalaa] daerah pada bulan November. Amandemen tersebut akan melarang Anies Baswedan, politisi oposisi terkemuka, untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta. Mereka juga akan menurunkan batas usia minimum untuk mencalonkan diri beberapa bulan, sebuah perubahan yang mungkin hanya akan menguntungkan satu kandidat, Kaesang Pangarep yang berusia 29 tahun, putra kedua presiden,” lanjut artikel media Inggris tersebut.

Artikel The Economist menyinggung jargon viral “darurat demokrasi” yang muncul di tengah demo menentang revisi Undang-Undang Pilkada oleh Parlemen.

“Keesokan harinya, puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke gedung legislatif dan memenuhi media sosial dengan gambar-gambar yang menyatakan ‘darurat demokrasi’. Bintang film dan jurnalis terkemuka ikut serta dalam aksi tersebut. Mereka menunjuk ke akun Instagram istri Kaesang, yang menunjukkan bahwa keduanya telah melakukan perjalanan dari Jakarta ke Los Angeles dengan jet pribadi di awal minggu untuk berbelanja. Menjelang sore, tampaknya protes akan semakin meluas, untuk menantang cengkeraman kekuasaan koalisi yang berkuasa. Kemudian pada hari itu, koalisi presiden mencabut RUU tersebut. Tampaknya hal itu telah menenangkan para pengunjuk rasa; demonstrasi terus berlanjut di tempat lain di Indonesia, tetapi Jakarta tetap tenang,” papar artikel The Economist.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Budaya Malu Korupsi...
Budaya Malu Korupsi Terkenal di Jepang, Mengapa Indonesia Tak Bisa Meniru?
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
10 Negara dengan Anggaran...
10 Negara dengan Anggaran Pertahanan Tertinggi pada 2025, Indonesia Nomor Berapa?
Kisah Singapura: Dulu...
Kisah Singapura: Dulu Menangis saat Dibuang Malaysia, Kini Jadi Negara Kaya
5 Negara dengan Umat...
5 Negara dengan Umat Islam Terbanyak di Dunia Tahun 2025, Arab Saudi Tak Masuk
7 Negara Paling Korup...
7 Negara Paling Korup di Dunia, Indonesia Masuk?
Sudah Operasikan 72...
Sudah Operasikan 72 Unit, Tetangga Indonesia Ini Ingin Beli Lagi 28 Jet Tempur Siluman F-35
Indonesia Berambisi...
Indonesia Berambisi Memiliki Kapal Induk, Pakar Pertahanan Sebut Tak Masuk Akal
Prabowo Bentuk Danantara,...
Prabowo Bentuk Danantara, Indonesia Belajarlah dari 1MDB Malaysia yang Dikorupsi Besar-besaran
Rekomendasi
PSI Yakin Ada Alasan...
PSI Yakin Ada Alasan Kuat di Balik Penundaan Pengangkatan CPNS dan PPPK
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
34 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Indonesia Marah, Israel...
Indonesia Marah, Israel Serang 2 TNI Personel UNIFIL di Lebanon
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved