Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Senin, 17 Agustus 2020 - 05:30 WIB
Kekerasan pecah tak lama setelah hasil pemilu diumumkan dan memicu bentrokan etnik. Kekerasan itu menyebabkan lebih dari 1.300 orang tewas dan 600.000 orang kehilangan tempat tinggal. Odinga dan Kibaki akhirnya membentuk pemerintahan koalisi di mana Odinga menjadi perdana menteri.

8. Pemilu Uganda 2006



Pemilu multi-partai pertama Uganda diadakan pada 23 Februari 2006. Presiden petahana Yoweri Museveni, kembali mencalonkan diri melalui partai Gerakan Perlawanan Nasional (NRM). Lawan utamanya adalah Kizza Besigye, kandidat Forum untuk Perubahan Demokrasi (FDC).

Empat bulan proses pemilu, Besigye ditangkap atas tuduhan pengkhianatan. Penangkapan itu menyebabkan kekerasan dan kerusuhan di seluruh Uganda. Museveni memenangkan pemilihan dengan 59% suara, sementara Besigye mengumpulkan 37% suara. (Lihat grafis: Pengadilan Italia Pastikan Yerusalem Bukan Ibu Kota Israel)

NRM, partai Museveni, juga memenangkan mayoritas kursi Parlemen. Oposisi yang dipimpin oleh Besigye memprotes hasil pemilu namun Mahkamah Agung menolak protes itu meskipun mayoritas banch mengakui ada penyimpangan pemilu. Pemerintah dituduh mengintimidasi para pemimpin oposisi.

Sumber: www.worldatlas.com
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(poe)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More