Cacat Pemilu di Dunia: Memanipulasi Suara Rakyat, Memperdaya Lawan Politik

Senin, 17 Agustus 2020 - 05:30 WIB
4. Pemilu Serbia 1996 dan 2000



Pemilu Serbia diadakan pada 3 dan 16 November 1996. Koalisi Partai Sosialis Serbia dan mitranya muncul sebagai kubu pemenang terbesar di Parlemen Federal. Pihak oposisi menggelar protes hasil pemilu karena mengklaim terdapat banyak kecurangan pemilu yang diduga dilakukan Presiden Slobodan Milosevic.

Selanjutnya pemilu 2000 diadakan pada 24 September. Ini merupakan pemilu bebas pertama di negara itu sejak 1992. Hasil awal menunjukkan kandidat oposisi Vojislav Kostunica unggul dari Milosevic sebagai petahana. Meski demikian, perolehan suara kandidat oposisi kurang dari 50,01% dan sesuai aturan diperlukan putaran kedua pemilu.

Vojislav bersikeras bahwa dia tidak hanya unggul tetapi juga telah melampaui ambang batas perolehan suara yang disyaratkan sebagai pemenang. Kekerasan spontan pecah, di mana pendukung Vojislav memaksa Milosevic mengundurkan diri pada 7 Oktober 2000 dan mengakui kekalahan. (LIhat grafis: Komparasi Cloud Shadow dan RQ-4 Global Hawk, Drone Jet HALE Type)

5. Pemilihan Presiden Rumania 2014



Pemilihan Presiden Rumania 2014 digelar dalam dua putaran. Di putaran pertama pada 2 November, dua dari 14 kandidat lolos ke putaran kedua. Keduanya yakni Victor Ponta dari Partai Sosial Demokrat, dan Klaus Iohannis dari Partai Liberal Nasional (PNL).

Putaran kedua digelar pada 16 November 2014. Mahkamah Konstitusi akhirnya menetapkan Klaus Iohannis sebagai presiden. (Baca juga: Kemenangan Fenomenal Iohannis)

Pemilihan diwarnai protes, di mana para pemilih di luar negeri menyatakan ketidakpuasan. Pemilih Diaspora yang melakukan protes di sekitar tempat pemungutan suara di Paris, London, New York, dan Madrid.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More