Abaikan Masalah Kemanusiaan, AS Akan Kirim Bom Cluster ke Ukraina
Jum'at, 07 Juli 2023 - 15:52 WIB
Kelompok hak asasi mengatakan Rusia telah secara ekstensif menggunakan munisi tandan, menyebabkan banyak kematian warga sipil dan cedera serius, sementara serangan roket munisi tandan Ukraina di kota Izyum yang diduduki Rusia pada tahun 2022 telah menewaskan sedikitnya delapan warga sipil dan melukai 15 lainnya.
Namun Ukraina mengatakan kepada HRW bahwa mereka tidak menggunakan munisi tandan di atau sekitar kota pada saat itu.
“Amunisi cluster yang digunakan oleh Rusia dan Ukraina membunuh warga sipil sekarang dan akan terus melakukannya selama bertahun-tahun,” kata Mary Wareham, penjabat direktur senjata kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Kedua belah pihak harus segera berhenti menggunakannya dan tidak mencoba mendapatkan lebih banyak senjata sembarangan ini,” imbuhnya.
Terlepas dari keprihatinan kemanusiaan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat senior Ukraina lainnya telah meminta stok baru senjata cluster dengan mengatakan itu adalah cara terbaik untuk menerobos parit Rusia yang memperlambat serangan balasan Kiev. Ukraina juga kehabisan peluru artileri konvensional.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Times bahwa situasi medan perang saat ini telah membuat senjata cluster “100 persen diperlukan”.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan bulan lalu bahwa militer AS yakin munisi tandan akan berguna untuk Ukraina, tetapi mereka belum disetujui untuk Kiev karena pembatasan kongres dan kekhawatiran di antara sekutu.
Total paket bantuan diperkirakan bernilai USD800 juta atau sekitar Rp12,1 triliun dan termasuk amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), kendaraan darat seperti kendaraan tempur Bradley serta pengangkut personel lapis baja Stryker, kata para pejabat.
Ini akan menjadi paket bantuan ke-42 sejak Rusia memulai invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Namun Ukraina mengatakan kepada HRW bahwa mereka tidak menggunakan munisi tandan di atau sekitar kota pada saat itu.
“Amunisi cluster yang digunakan oleh Rusia dan Ukraina membunuh warga sipil sekarang dan akan terus melakukannya selama bertahun-tahun,” kata Mary Wareham, penjabat direktur senjata kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan.
“Kedua belah pihak harus segera berhenti menggunakannya dan tidak mencoba mendapatkan lebih banyak senjata sembarangan ini,” imbuhnya.
Terlepas dari keprihatinan kemanusiaan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan pejabat senior Ukraina lainnya telah meminta stok baru senjata cluster dengan mengatakan itu adalah cara terbaik untuk menerobos parit Rusia yang memperlambat serangan balasan Kiev. Ukraina juga kehabisan peluru artileri konvensional.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada Times bahwa situasi medan perang saat ini telah membuat senjata cluster “100 persen diperlukan”.
Seorang pejabat Pentagon mengatakan bulan lalu bahwa militer AS yakin munisi tandan akan berguna untuk Ukraina, tetapi mereka belum disetujui untuk Kiev karena pembatasan kongres dan kekhawatiran di antara sekutu.
Total paket bantuan diperkirakan bernilai USD800 juta atau sekitar Rp12,1 triliun dan termasuk amunisi untuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), kendaraan darat seperti kendaraan tempur Bradley serta pengangkut personel lapis baja Stryker, kata para pejabat.
Ini akan menjadi paket bantuan ke-42 sejak Rusia memulai invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Lihat Juga :
tulis komentar anda