Mengapa Rusia Menolak Skenario Gencatan Senjata Trump untuk Ukraina?

Kamis, 02 Januari 2025 - 16:50 WIB
loading...
Mengapa Rusia Menolak...
Rusia menolak skenario gencatan senjata Trump. Foto/X
A A A
MOSKOW - Rusia telah menghancurkan rencana yang diajukan oleh tim Presiden terpilih AS Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina dengan menunda keanggotaan Kyiv di NATO sebagai ganti gencatan senjata, menurut media milik pemerintah Rusia.

Kemenangan Trump dalam pemilihan presiden November, kritiknya yang berulang terhadap Ukraina dan pendanaan Amerika Serikat untuk Kyiv, dan janjinya untuk mengakhiri perang dalam sehari, setelah berkuasa, telah memicu kekhawatiran di antara sekutu NATO tentang kompromi yang mungkin dituntutnya dari Ukraina.

Namun, penolakan Kremlin terhadap apa yang dilaporkan sebagai elemen penting dari proposal yang diajukan oleh tim Trump untuk gencatan senjata menggarisbawahi peringatan dari beberapa analis yang telah memperingatkan agar tidak berasumsi bahwa Rusia tentu saja dijamin akan mengakhiri perang sesuai ketentuannya.

Mengapa Rusia Menolak Skenario Gencatan Senjata Trump untuk Ukraina?

1. Mengakhiri Perang Ukraina Bisa Hanya Sekadar Janji

Trump berhati-hati untuk tidak mengungkapkan banyak hal tentang rencananya. "Saya tidak dapat memberi Anda rencana tersebut karena jika saya memberi Anda rencana tersebut, saya tidak akan dapat menggunakannya. Rencana tersebut tidak akan berhasil. Sebagian dari rencana tersebut mengejutkan," kata Trump dalam wawancara podcast dengan Lex Fridman pada bulan September, dilansir Al Jazeera.

Di jalur kampanye, Trump berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam. Namun, pada tanggal 12 Desember, ia mengatakan kepada majalah Time bahwa "Timur Tengah adalah masalah yang lebih mudah ditangani daripada apa yang terjadi dengan Rusia dan Ukraina."

Trump dan para pembantu utamanya telah melontarkan beberapa ide untuk gencatan senjata di Ukraina. Berikut ini yang kami ketahui:

Pada tanggal 6 November, Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa rencana Trump untuk gencatan senjata di Ukraina melibatkan penundaan keanggotaan NATO Kyiv selama 20 tahun, mengutip tiga sumber yang dekat dengan Trump.

Wakil Presiden Trump, JD Vance, mengungkap kemungkinan rincian rencana Trump dalam sebuah wawancara untuk Shawn Ryan Show yang ditayangkan pada bulan September. Vance mengatakan garis demarkasi saat ini antara Rusia dan Ukraina akan menjadi "zona demiliterisasi", yang dibentengi sehingga Rusia tidak akan menyerang lagi.

Laporan WSJ mengatakan zona demiliterisasi ini akan membentang hampir 1.290 km (800 mil). Meskipun masih belum jelas siapa yang akan mengawasi zona tersebut, seorang anggota tim Trump yang tidak disebutkan namanya mengatakan, "Laras senjatanya akan menjadi milik Eropa," menurut WSJ.

Vance juga menyarankan bahwa berdasarkan rencana tersebut, Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayah pendudukannya kepada Rusia, termasuk sebagian Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia. Rusia telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina sejak 2014.

Pada 27 November, Trump menunjuk pensiunan jenderal Keith Kellogg sebagai utusan khususnya untuk perang Rusia-Ukraina. Pada bulan April, Kellogg ikut menulis sebuah makalah strategi, yang menyarankan AS dapat terus mempersenjatai Ukraina, bergantung pada persetujuan Kyiv untuk berpartisipasi dalam perundingan damai dengan Moskow.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0992 seconds (0.1#10.140)