Chad Vonis Lebih dari 400 Pemberontak Penjara Seumur Hidup
Rabu, 22 Maret 2023 - 01:52 WIB
Beberapa terdakwa juga diperintahkan untuk membayar ganti rugi lebih dari USD32 juta atau sekitar Rp489 miliar kepada negara dan USD1,6 juta (Rp24,4 mmiliar) kepada keluarga mantan presiden, kata pengacara FACT Francis Lokoulde, yang mengesankan akan ada banding.
"Ini adalah penyamaran yang tidak mengikuti hukum, tidak ada konvensi", kata pemimpin FACT Mahamat Mahdi Ali.
"Semua itu datang dari kemauan untuk mengkriminalkan perjuangan kami. Putusan itu bukan peristiwa," imbuhnya.
Pengacara telah memprotes dalam waktu yang sangat singkat setelah sidang massal diumumkan hanya beberapa hari sebelum dimulai pada 13 Februari.
Mahamat Idriss Deby Itno telah berjanji untuk mengadakan pemilu bebas dalam waktu 18 bulan, tetapi tenggat waktu itu diperpanjang dua tahun lagi.
Aksi protes Oktober lalu untuk menandai berakhirnya pemerintahan militer yang awalnya dijanjikan akan berhadapan dengan tindakan keras yang mematikan.
Pihak berwenang Chad pertama kali menyebutkan jumlah korban tewas di Ibu Kota sekitar 50, sebelum memperbarui angka itu menjadi 73 kematian. Kelompok oposisi mengatakan jumlahnya lebih tinggi.
Organisasi Dunia Menentang Penyiksaan (OMCT) yang bermarkas di Jenewa menuduh otoritas Chad melakukan eksekusi dan penyiksaan singkat.
Sebanyak 262 orang kemudian dijatuhi hukuman antara dua dan tiga tahun setelah diadili di penjara terkenal Koro Toro, terisolasi di padang pasir 600 kilometer dari N'Djamena.
"Ini adalah penyamaran yang tidak mengikuti hukum, tidak ada konvensi", kata pemimpin FACT Mahamat Mahdi Ali.
"Semua itu datang dari kemauan untuk mengkriminalkan perjuangan kami. Putusan itu bukan peristiwa," imbuhnya.
Pengacara telah memprotes dalam waktu yang sangat singkat setelah sidang massal diumumkan hanya beberapa hari sebelum dimulai pada 13 Februari.
Mahamat Idriss Deby Itno telah berjanji untuk mengadakan pemilu bebas dalam waktu 18 bulan, tetapi tenggat waktu itu diperpanjang dua tahun lagi.
Aksi protes Oktober lalu untuk menandai berakhirnya pemerintahan militer yang awalnya dijanjikan akan berhadapan dengan tindakan keras yang mematikan.
Pihak berwenang Chad pertama kali menyebutkan jumlah korban tewas di Ibu Kota sekitar 50, sebelum memperbarui angka itu menjadi 73 kematian. Kelompok oposisi mengatakan jumlahnya lebih tinggi.
Organisasi Dunia Menentang Penyiksaan (OMCT) yang bermarkas di Jenewa menuduh otoritas Chad melakukan eksekusi dan penyiksaan singkat.
Sebanyak 262 orang kemudian dijatuhi hukuman antara dua dan tiga tahun setelah diadili di penjara terkenal Koro Toro, terisolasi di padang pasir 600 kilometer dari N'Djamena.
tulis komentar anda