Erdogan Sebut Bukan Raja Salman Dalang Pembunuhan Khashoggi

Sabtu, 03 November 2018 - 04:57 WIB
Erdogan Sebut Bukan Raja Salman Dalang Pembunuhan Khashoggi
Erdogan Sebut Bukan Raja Salman Dalang Pembunuhan Khashoggi
A A A
WASHINGTON - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meyakini Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud bukan sosok yang memerintahkan pembunuhan terhadap wartawan pengkritik kerajaan, Jamal Khashoggi. Namun, dia percaya pejabat di tingkat tinggi sebagai dalang pembunuhan tersebut.

"Kita tahu bahwa perintah untuk membunuh (Jamal) Khashoggi berasal dari tingkat tinggi pemerintah Saudi," katanya dalam sebuah tulisan di Washington Post, hari Jumat (2/11/2018).

"Saya tidak percaya sedetik pun bahwa Raja Salman, penjaga masjid suci, memerintahkan serangan terhadap Khashoggi," lanjut Erdogan.

Wartawan Arab Saudi yang sudah setahun tinggal di pengasingan di Amerika Serikat itu dibunuh setelah memasuki Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober lalu. Dia mendatangi konsulat untuk memperoleh dokumen perceraian dengan mantan istrinya sebagai syarat untuk menikahi tunangannya, seorang perempuan Turki bernama Hatice Cengiz.

"Tidak ada alasan untuk percaya bahwa pembunuhannya mencerminkan kebijakan resmi Arab Saudi," papar Erdogan. "Jadi, itu akan salah untuk melihat pembunhan Khashoggi sebagai 'masalah' antara dua negara," imbuh dia mengacu pada Turki dan Saudi.

Erdogan menegaskan bahwa Riyadh dan Ankara sebagai sahabat."(Namun), tidak berarti kita akan menutup mata terhadap pembunuhan terencana yang terjadi di depan mata kita," katanya.

Sejauh ini, pemimpin Turki tersebut mengecam penyelidikan Saudi terhadap kasus pembunuhan Khashoggi. Dia mencatat ada upaya pejabat Saudi tertentu untuk menutupi pembunuhan terencana terhadap Khashoggi daripada menegakkan keadilan.

"Meskipun Riyadh telah menahan 18 tersangka, ini sangat memprihatinkan bahwa tidak ada tindakan yang diambil terhadap Konsul Jenderal Saudi, yang berbohong melalui giginya ke media dan melarikan diri dari Turki tak lama kemudian," kata Erdogan.

"Demikian juga, penolakan jaksa penuntut umum Saudi, yang baru-baru ini mengunjungi mitranya di Istanbul untuk bekerja sama dengan penyelidikan dan menjawab pertanyaan sederhana pun sangat mengesalkan. Undangan untuk penyelidik Turki ke Arab Saudi untuk pembicaraan lebih lanjut tentang kasus itu terasa seperti taktik putus asa dan disengaja," kritik Erdogan.

Jaksa di Saudi pada pekan lalu mengakui bahwa pembunuhan Khashoggi telah diatur sebelumnya.

Sedangkan jaksa penuntut umum Turki Irfan Fidan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Khashoggi dicekik sesaat setelah dia memasuki konsulat. Menurutnya, itu sejalan dengan rencana para pelaku.

"Setelah dicekik, (jasad Khashoggi) kemudian dihancurkan dengan dipotong-potong, sekali lagi mengonfirmasikan perencanaan pembunuhan," ujarnya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4819 seconds (0.1#10.140)