Menlu Ukraina Sebut Pernyataan Rusia Soal Negosiasi adalah Omong Kosong
loading...
A
A
A
KIEV - Menteri Luar Negeri Ukraina , Dmytro Kuleba, mengatakan bahwa pernyataan Moskow tentang negosiasi damai dengan Kiev adalah "omong kosong". Sebelumnya, Moskow beberapa kali menyatakan terbuka untuk melakukan negosiasi dengan Kiev.
"Itu semua tidak masuk akal, semua yang mereka (Rusia) katakan. Kami tidak akan mempercayainya. Dan yang lebih penting, kami senang melihat semakin banyak negara yang tidak mempercayainya juga," kata Kuleba dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Kanada, CBC News, Selasa (17/1/2023).
Kuleba menambahkan, bahwa serangan baru-baru ini di kota Dnipro di timur Ukraina tidak akan memaksa Kiev untuk menyerah.
"Anda tidak bisa hanya mengangkat tangan dan berkata: 'Itu saja, kami menyerah, karena Anda menyerang bangunan tempat tinggal, membunuh orang tua, ibu, anak, menebar teror'. Jika kita melakukan itu, itu hanya akan menjadi lebih buruk," kata Kuleba.
Sebuah rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kota Dnipro, Ukraina timur, pada akhir pekan lalu. Seragan itu mengakibatkan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan luka-luka.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina, yang dimulai Februari lalu. Putin menuduh Kiev dan sekutu Baratnya menolak untuk bernegosiasi.
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, sejumlah pihak telah berupaya untuk menjembatani negosiasi antara Rusia dengan Ukraina. Salah satu negara yang berperan penting dalam upaya negosiasi ini adalah Turki.
"Itu semua tidak masuk akal, semua yang mereka (Rusia) katakan. Kami tidak akan mempercayainya. Dan yang lebih penting, kami senang melihat semakin banyak negara yang tidak mempercayainya juga," kata Kuleba dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Kanada, CBC News, Selasa (17/1/2023).
Kuleba menambahkan, bahwa serangan baru-baru ini di kota Dnipro di timur Ukraina tidak akan memaksa Kiev untuk menyerah.
"Anda tidak bisa hanya mengangkat tangan dan berkata: 'Itu saja, kami menyerah, karena Anda menyerang bangunan tempat tinggal, membunuh orang tua, ibu, anak, menebar teror'. Jika kita melakukan itu, itu hanya akan menjadi lebih buruk," kata Kuleba.
Sebuah rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di kota Dnipro, Ukraina timur, pada akhir pekan lalu. Seragan itu mengakibatkan sedikitnya 40 orang tewas dan puluhan luka-luka.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia siap untuk berbicara dengan semua pihak yang terlibat dalam perang di Ukraina, yang dimulai Februari lalu. Putin menuduh Kiev dan sekutu Baratnya menolak untuk bernegosiasi.
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, sejumlah pihak telah berupaya untuk menjembatani negosiasi antara Rusia dengan Ukraina. Salah satu negara yang berperan penting dalam upaya negosiasi ini adalah Turki.
(esn)