Lebih dari 50 Orang Tewas dalam Kekerasan Kelompok di Sudan Selatan

Selasa, 27 Desember 2022 - 23:43 WIB
loading...
Lebih dari 50 Orang...
Lebih dari 50 orang tewas dalam kekerasan kelompok di Sudan Selatan. Foto/Ilustrasi/Sindonews
A A A
JUBA - Sebanyak 56 orang tewas setelah kekerasan komunal pecah di Sudan Selatan . Hal itu diungkapkan oleh pejabat setempat pada Selasa (27/12/2022).

Konflik meletus di wilayah administrasi Greater Pibor antara kelompok pemuda bersenjata dari Greater Pibor dan wilayah tetangga Jonglei.

“Konflik dimulai kemarin (Senin) di kota Gumuruk dan Kongor di Jonglei. Itu berakhir pada malam hari,” kata Abraham Kelang Jiji, Menteri Penerangan Pibor Raya, kepada Anadolu melalui telepon.

Dia juga mengatakan 17 orang terluka dalam pertempuran, yang dimulai kembali pada Selasa pagi.

Dikatakan oleh Jiji, pemerintah telah mengerahkan tentara untuk melindungi warga sipil meski situasinya masih lebih buruk.



“Para penyerang masih terus memerangi pemuda, namun warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak, berada di bawah perlindungan pemerintah,” katanya seperti dikutip dari kantor berita Turki itu.

Jiji menambahkan bahwa pelaku penyerangan mencuri beberapa ternak.

“Mereka juga menyerang fasilitas pemerintah. Kemarin, mereka menyerang barak militer dan membunuh satu tentara serta melukai 17 lainnya,” ujarnya.

Pemerintah negara bagian Jonglei mengutuk serangan terhadap warga sipil yang diduga oleh pemuda dari Jonglei.

"Kami sedih dan terkejut dengan laporan serangan biadab di kota Gumuruk di wilayah administrasi Greater Pibor oleh penjahat bersenjata yang diduga berasal dari negara bagian kami," kata Menteri Informasi dan Komunikasi Negara Bagian Jonglei John Samuel Manyuon dalam sebuah pernyataan.



Dia mendesak tersangka pelaku penyerangan untuk segera menarik diri dari wilayah Greater Pibor, menyebut tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat ditoleransi, dan mengatakan mereka yang diketahui telah melakukannya akan ditangani sesuai dengan kejahatannya.

“Kami menyerukan kepada Pemerintah Nasional untuk campur tangan dan menjadi bagian dari solusi untuk mengakhiri siklus kekerasan pembunuhan antar-komunal ini,” seru pejabat itu.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah misi PBB di Sudan Selatan memperingatkan tentang kekerasan menyusul mobilisasi dan persiapan serangan oleh kelompok pemuda dan milisi bersenjata dari dua wilayah tersebut.

Penggerebekan ternak, penculikan anak, dan serangan balas dendam telah menjadi sumber utama konflik antara pemuda bersenjata saingan di Sudan Selatan selama bertahun-tahun.

Ketidakamanan tetap merajalela di seluruh negara Afrika Timur yang terkurung daratan itu meskipun pemerintah persatuan telah dibentuk pada Februari 2020.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1260 seconds (0.1#10.140)