Kaleidoskop 2022: Tepi Barat dan Yerusalem Membara, Israel Ingin Habisi Perlawanan
loading...
A
A
A
“(Kota Tua) masih seperti dulu,” ungkap Basil Kittaneh, peneliti dan penduduk Kota Tua Nablus, tempat berkembangnya perlawanan bersenjata, yang terutama dipimpin pemuda yang tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun.
“Setiap hari warga bersiap menunggu sesuatu. Setiap malam, suara drone berdengung, dan orang tidak tidur dan dalam keadaan ketakutan,” papar dia.
Setelah puncak Intifada Persatuan musim panas lalu, perubahan tak terduga lahir dengan penyatuan warga Palestina melintasi perbatasan yang dampaknya terus berlanjut hingga saat ini.
Saat warga Palestina secara kolektif bangkit tahun 2021 lalu, mereka juga dihukum secara kolektif, termasuk warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel.
Pada Mei 2021, Polisi Israel meluncurkan "Operasi Hukum dan Ketertiban," yang menargetkan warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel yang berpartisipasi dalam kegiatan Intifadah Persatuan, terutama mereka yang menembaki gerombolan Israel yang telah menyerang lingkungan Palestina dan menyerang penduduknya.
Dalam semalam, ribuan warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel ditangkap sebagai bentuk hukuman kolektif, dan apa yang oleh aparat keamanan Israel disebut sebagai "pencegahan".
Operasi Break the Wave diluncurkan pada Maret 2022 untuk menumpas kelompok perlawanan bersenjata yang tumbuh, terutama di kota-kota seperti Nablus dan Jenin.
Penting untuk melihatnya sebagai kelanjutan dari "Operasi Hukum dan Ketertiban", sebagai tambahan untuk "Operasi Breaking Dawn" di Gaza.
Dipelopori kepala staf militer Israel Aviv Kochavi bersama-sama dengan PM Israel, kampanye Break the Wave selama berbulan-bulan terletak pada inti dari apa yang kita saksikan di Palestina yang diduduki saat ini.
“Setiap hari warga bersiap menunggu sesuatu. Setiap malam, suara drone berdengung, dan orang tidak tidur dan dalam keadaan ketakutan,” papar dia.
Setelah puncak Intifada Persatuan musim panas lalu, perubahan tak terduga lahir dengan penyatuan warga Palestina melintasi perbatasan yang dampaknya terus berlanjut hingga saat ini.
Saat warga Palestina secara kolektif bangkit tahun 2021 lalu, mereka juga dihukum secara kolektif, termasuk warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel.
Pada Mei 2021, Polisi Israel meluncurkan "Operasi Hukum dan Ketertiban," yang menargetkan warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel yang berpartisipasi dalam kegiatan Intifadah Persatuan, terutama mereka yang menembaki gerombolan Israel yang telah menyerang lingkungan Palestina dan menyerang penduduknya.
Dalam semalam, ribuan warga Palestina dengan kewarganegaraan Israel ditangkap sebagai bentuk hukuman kolektif, dan apa yang oleh aparat keamanan Israel disebut sebagai "pencegahan".
Operasi Break the Wave diluncurkan pada Maret 2022 untuk menumpas kelompok perlawanan bersenjata yang tumbuh, terutama di kota-kota seperti Nablus dan Jenin.
Penting untuk melihatnya sebagai kelanjutan dari "Operasi Hukum dan Ketertiban", sebagai tambahan untuk "Operasi Breaking Dawn" di Gaza.
Dipelopori kepala staf militer Israel Aviv Kochavi bersama-sama dengan PM Israel, kampanye Break the Wave selama berbulan-bulan terletak pada inti dari apa yang kita saksikan di Palestina yang diduduki saat ini.