Diduga Terlibat Skandal Suap, Wakil Presiden Parlemen UE Dipecat

Selasa, 13 Desember 2022 - 23:52 WIB
loading...
Diduga Terlibat Skandal Suap, Wakil Presiden Parlemen UE Dipecat
Wakil Presiden Parlemen Uni Eropa, Eva Kaili, dipecat karena terlibat skandal suap terkait tuan rumah Piala Dunia 2022 Qatar. Foto/Le Monde
A A A
STRASBOURG - Parlemen Eropa memecat salah satu wakil presidennya di tengah tuduhan penyuapan yang diduga terkait dengan tuan rumah Piala Dunia Qatar . Terkuaknya kasus suap inimembuat Uni Eropa menjadi sorotan terkait bagaimana badan itu menangani lobi oleh negara-negara asing.

Anggota Parlemen Eropa (MEP) memberikan suara 625 banding satu untuk mencopot peran wakil presiden sosialis dari Yunani, Eva Kaili, meskipun pengacaranya menyatakan bahwa dia tidak bersalah dan tidak ada hubungannya dengan suap Qatar.

Saat mantan presenter TV berusia 44 tahun itu duduk di sel penjara Brussels, rekan-rekannya di parlemen Strasbourg berusaha keras untuk menjauhkan diri dari noda skandal.

Presiden parlemen, politisi konservatif asal Malta Roberta Metsola, menyerukan pemungutan suara setelah mencapai kesepakatan dengan para pemimpin kelompok politik parlemen, di tengah kekhawatiran bahwa skandal itu akan menyebar seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa (13/12/2022).

Pada hari Rabu, seorang hakim Belgia akan memutuskan apakah akan menahan Kaili dan tiga terdakwa lainnya dalam tahanan sambil menunggu persidangan.

Dia ditangkap minggu lalu dalam serangkaian penggerebekan oleh penyelidik korupsi Belgia di rumah dan kantor beberapa anggota parlemen dan asisten atau rekan mereka.

Jaksa Belgia mengatakan ditemukan uang sebesar USD630 ribu atau sekitar Rp9,7 miliar di rumah salah satu tersangka, USD159.800 (Rp2,4 miliar) di flat anggota Parlemen Eropa dan beberapa ratus ribu euro di dalam koper di kamar hotel.

"Beberapa dari 'kantong uang' ini ditemukan di rumah Kaili," kata sumber yudisial, yang membuat hakim menyimpulkan bahwa, karena dia tampaknya tertangkap basah, kekebalan parlementernya dari penuntutan tidak akan berlaku.



Sumber peradilan Belgia mengatakan kepada AFP bahwa para penyelidik percaya bahwa tokoh-tokoh yang mewakili monarki Qatar di Teluk Arab telah membayar politisi Eropa untuk memoles citra negara itu.

Qatar adalah pemasok energi utama ke Eropa, dan memainkan peran perantara penting dalam beberapa konflik diplomatik, tetapi juga dikritik karena dugaan penganiayaan terhadap pekerja migran, yang paling terkenal adalah mereka yang membangun stadion Piala Dunia.

Kaili mengunjungi Qatar tepat sebelum kompetisi dan menyebutnya sebagai "pelari terdepan dalam hak-hak buruh", yang membuat para aktivis dan beberapa rekannya khawatir. Dia juga membela upaya Qatar untuk memenangkan pembebasan visa Uni Eropa bagi warganya.

Qatar sendiri membantah terlibat dalamkasus suap yang menimpa anggota Parlemen Eropa.

"Setiap klaim pelanggaran oleh Negara Qatar sangat salah informasi," kata seorang pejabat kepada AFP.

Pengacara Kaili, Michalis Dimitrakopoulos mengatakan kepada saluran televisi swasta Yunani Open TV: "Posisinya adalah dia tidak bersalah. Dia tidak ada hubungannya dengan suap Qatar."

Ditanya apakah ada uang tunai yang ditemukan di rumah Kaili, Dimitrakopoulos berkata: "Saya tidak membenarkan atau menyangkal. Ada kerahasiaan. Saya tidak tahu apakah uang itu ditemukan atau berapa banyak yang ditemukan."



Tetapi Brussels telah diguncang oleh klaim tersebut, dan Metsola, yang membela integritas parlemen, berusaha menggambarkan dugaan suap sebagai serangan terhadap demokrasi.

Beberapa anggota parlemen bersiap untuk lebih banyak pengungkapan.

"Saya khawatir apa yang kita lihat di sini hanyalah puncak gunung es," kata politisi sosial demokrat Jerman Rene Repasi.

Metsola juga berjanji bahwa tawaran pengabaian visa Uni Eropa Qatar akan dikirim kembali ke komite parlemen untuk pengawasan lebih lanjut, menunda atau menggagalkan tindakan tersebut.

Kaili adalah satu dari enam orang yang ditangkap dalam penggerebekan polisi Belgia. Empat telah didakwa dengan organisasi kriminal, korupsi dan pencucian uang dan dua telah dibebaskan.

Salah satu yang dibebaskan adalah Luca Visentini, sekretaris jenderal Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC), badan buruh global yang mendorong Qatar pada hak-hak buruh.

"Jika ada tuduhan lebih lanjut, saya menantikan kesempatan untuk membantahnya, karena saya tidak bersalah atas kesalahan apa pun," katanya dalam pernyataan ITUC.

Parlemen Eropa juga diperkirakan akan menyetujui keputusan kedua yang menyerukan transparansi lebih untuk mencegah korupsi di lembaga-lembaga Eropa, yang akan dilakukan pemungutan suara pada hari Kamis.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2037 seconds (0.1#10.140)