Musk Sangkal Bicarakan Kesepakatan Damai Ukraina dengan Putin

Rabu, 12 Oktober 2022 - 17:04 WIB
loading...
A A A
Elon Musk menjadi kontroversi di tengah konflik yang berlangsung di Ukraina minggu lalu, setelah memposting serangkaian Tweet tentang invasi Rusia ke Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba adalah di antara politisi paling terkemuka yang menanggapi komentar onlinenya.



Musk men-tweet tentang konflik itu kepada 107,7 juta pengikutnya, memberi tahu mereka terlebih dahulu bahwa untuk mencapai perdamaian antara Ukraina dan Rusia harus ada "pengulangan" dari apa yang dia sebut sebagai "pemilu" - mengacu pada referendum palsu - di bawah pengawasan PBB di empat wilayah Ukraina timur yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia.

Musk mengatakan Rusia meninggalkan daerah-daerah itujika itu kehendak rakyat.

Dia juga mengatakan bahwa Crimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014, harus secara resmi menjadi bagian dari Rusia, seperti sejak tahun 1783 (sampai kesalahan Khrushchev), merujuk pada dekrit 1954 yang dikeluarkan oleh Perdana Menteri Soviet saat itu Nikita Khrushchev untuk mengalihkan tanggung jawab atas Krimea ke Republik Sosialis Soviet Ukraina.

Kalimat tentang Crimea menjadi bagian dari Ukraina adalah "kesalahan Krushchev" telah lama menjadi bahan pembicaraan Kremlin.

Crimea mengadakan referendum pada tahun 1991 tentang kemerdekaannya sebagai republik sosialis yang berbeda di dalam Uni Soviet, sebagian besar lebih memilih menjadi bagian dari Ukraina yang baru merdeka sebagai gantinya.

Pada tahun 1996, semenanjung itu mengadopsi konstitusi baru, mengamandemennya untuk mencerminkan statusnya sebagai wilayah yang sangat otonom di Ukraina.

Moskow mengakui Crimea sebagai bagian dari Ukraina dengan menandatangani Perjanjian Persahabatan 1997 antara Ukraina dan Rusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1179 seconds (0.1#10.140)