Sekolahnya Ditutup Taliban, Puluhan Gadis Afghanistan Berdemonstrasi

Minggu, 11 September 2022 - 13:25 WIB
loading...
Sekolahnya Ditutup Taliban,...
Puluhan gadis Afghanistan menggelar aksi protes setelah sekolahnya ditutup Taliban. Foto/Ilustrasi
A A A
KABUL - Puluhan gadis menggelar aksi protes di sebuah kota Afghanistan timur pada hari Sabtu setelah otoritas Taliban menutup sekolah menengah mereka hanya beberapa hari setelah kelas dilanjutkan. Hal itu diungkapkan seorang aktivis dan penduduk.

Pekan lalu, lima sekolah menengah negeri di provinsi timur Paktia memulai kembali kelas belajat setelah ratusan gadis dan pemimpin suku menuntut agar sekolah dibuka kembali.

Tetapi ketika siswa di Ibu Kota provinsi Gardez itu pergi ke kelas pada hari Sabtu, mereka disuruh pulang, kata seorang aktivis hak-hak perempuan dan penduduk.

“Pagi ini ketika mereka tidak mengizinkan gadis-gadis itu masuk sekolah, kami melakukan protes,” kata aktivis Yasmin, penyelenggara aksi protes seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (11/9/2022).

Mengenakan seragam sekolah mereka - jilbab putih dan shalwar kameez hitam - gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota Gardez untuk memprotes penutupan itu.



Empat dari sekolah yang baru dibuka kembali berada di Gardez dan satu di Samkani.

Gambar yang diposting di media sosial hari Sabtu menunjukkan gadis-gadis itu berbaris melalui pusat kota saat penduduk dan pemilik toko hanya bisa menyaksikan.

“Taliban tidak mengizinkan siapa pun untuk mengambil rekaman protes. Bahkan, mereka merusak ponsel beberapa pengunjuk rasa,” kata Yasmin kepada AFP melalui telepon.

Dua warga dari kota itu juga membenarkan aksi protes tersebut, yang tidak boleh diliput oleh wartawan.

“Para mahasiswa memprotes dengan damai, tetapi demonstrasi itu segera dibubarkan oleh pasukan keamanan,” kata seorang warga Gardez yang meminta untuk tidak disebutkan namanya kepada AFP.

Pejabat mempertahankan larangan itu hanya "masalah teknis" dan kelas akan dilanjutkan setelah kurikulum berdasarkan aturan Islam ditetapkan.



Taliban telah memberlakukan pembatasan yang keras kepada anak perempuan dan perempuan untuk mematuhi visi ketat mereka tentang Islam sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu yang secara efektif membuat mereka keluar dari kehidupan publik.

Pada bulan Maret, mereka menutup semua sekolah menengah perempuan beberapa jam setelah membukanya kembali untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan mereka.

Beberapa sekolah umum terus beroperasi di beberapa bagian negara menyusul tekanan dari para pemimpin dan keluarga setempat.

Namun, mereka tetap tertutup di sebagian besar provinsi, termasuk ibu kota Kabul serta Kandahar, pusat kekuatan de facto Taliban.

Menurut UNICEF, sekitar tiga juta anak perempuan saat ini dilarang mendapatkan pendidikan menengah di Afghanistan.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1647 seconds (0.1#10.140)