Presiden Baru Sri Lanka Didesak Tidak Gunakan Kekerasan pada Pengunjuk Rasa

Sabtu, 23 Juli 2022 - 20:50 WIB
loading...
Presiden Baru Sri Lanka...
Presiden Baru Sri Lanka Didesak Tidak Gunakan Kekerasan pada Pengunjuk Rasa. FOTO/Reuters
A A A
KOLOMBO - Sebuah kelompok hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch (HRW) mendesak presiden baru Sri Lanka untuk segera memerintahkan pasukan keamanan negara itu menghentikan semua penggunaan kekuatan yang melanggar hukum terhadap pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang pemerintah.

Sehari setelah Presiden Ranil Wickremesinghe dilantik pada Kamis (21/7/2022), ratusan tentara bersenjata menyerbu sebuah kamp protes di luar kantor presiden pada Jumat (22/7/2022) dini hari. Aparat menyerang demonstran dengan tongkat, yang langsung mendapat kecaman dari HRW.



“Mengirim serangan berbahaya, pesan kepada rakyat Sri Lanka bahwa pemerintah baru bermaksud untuk bertindak melalui kekerasan daripada aturan hukum," sebut pernyataan HRW, seperti dikutip dari AP.

Dua wartawan dan dua pengacara juga diserang oleh tentara dalam tindakan keras itu. Pasukan keamanan menangkap 11 orang, termasuk pengunjuk rasa dan pengacara.

“Langkah-langkah yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan ekonomi rakyat Sri Lanka menuntut pemerintah yang menghormati hak-hak dasar,” kata Meenakshi Ganguly, direktur Asia Selatan di Human Rights Watch, dalam sebuah pernyataan yang dirilis Sabtu (23/7/2022) pagi.

“Mitra internasional Sri Lanka harus mengirimkan pesan dengan lantang dan jelas bahwa mereka tidak dapat mendukung pemerintahan yang menginjak-injak hak rakyatnya,” tambahnya.



Wickremesinghe, yang sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri enam kali, dilantik sebagai presiden seminggu setelah pendahulunya, Gotabaya Rajapaksa, meninggalkan negara itu setelah pengunjuk rasa menyerbu kediamannya. Rajapaksa kemudian mengundurkan diri saat diasingkan di Singapura.

Warga Sri Lanka telah turun ke jalan selama berbulan-bulan untuk menuntut para pemimpin puncak mereka mundur untuk mengambil tanggung jawab atas kekacauan ekonomi yang telah membuat 22 juta orang negara itu berjuang dengan kekurangan kebutuhan pokok, termasuk obat-obatan, bahan bakar dan makanan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
10 Nama Negara Terpanjang...
10 Nama Negara Terpanjang di Dunia, Salah Satunya Mantan Penjajah
Sri Lanka di Bawah Bayang-Bayang...
Sri Lanka di Bawah Bayang-Bayang Kebijakan Asimilasi Etnis China
Tren #KaburAjaDulu Juga...
Tren #KaburAjaDulu Juga Pernah Melanda Venezuela, Pemilik Minyak Terbesar di Dunia tapi Miskin
Daftar 8 Negara Asia...
Daftar 8 Negara Asia Selatan, Lengkap Beserta Penjelasannya
Sri Lanka Penjarakan...
Sri Lanka Penjarakan Biksu Buddha Garis Keras karena Menghina Islam
Hanya Mengandalkan Dinasti...
Hanya Mengandalkan Dinasti Politik dan Pencitraan, Trudeau Tumbang setelah 9 Tahun Berkuasa
China Krisis Perbankan,...
China Krisis Perbankan, Warga Kesulitan Tarik Dana dari Rekening Pribadi
Kaya Akan Emas, Pulau...
Kaya Akan Emas, Pulau di Papua Nugini Ini Bisa Diambil Alih oleh Trump
Aktris Hollywood Angelina...
Aktris Hollywood Angelina Jolie Dukung Palestina, Posting Penderitaan Warga Gaza di Instagram
Rekomendasi
Putin Kena Imbas Perang...
Putin Kena Imbas Perang Dagang, Seret Minyak Rusia ke Jalur Neraka
Menkes Wajibkan Calon...
Menkes Wajibkan Calon Dokter Tes Kejiwaan Setiap 6 Bulan Sekali Buntut Kasus Priguna
Barack Obama dan Michelle...
Barack Obama dan Michelle Gagal Capai Kesepakatan Cerai, Kekayaan Rp1,12 Triliun Jadi Rebutan
Berita Terkini
Jerman Tak Siap Hadapi...
Jerman Tak Siap Hadapi Perang Dunia III Melawan Rusia, Ini Sebabnya
53 menit yang lalu
White Paper Baru China...
White Paper Baru China Hindari Kata Tibet, Diganti dengan Xizang
1 jam yang lalu
Mahasiswa Indonesia...
Mahasiswa Indonesia Ditahan AS, Jadi Korban Kebijakan Imigrasi Trump
2 jam yang lalu
Jenderal AS Ini Sudah...
Jenderal AS Ini Sudah Tak Sabar Ingin Mengebom Iran, tapi...
2 jam yang lalu
Dulu Menentang, Sekarang...
Dulu Menentang, Sekarang Arab Saudi Dukung Kesepakatan Nuklir Iran-AS, Mengapa?
3 jam yang lalu
Media AS Sebut Kyiv...
Media AS Sebut Kyiv sebagai Wilayah Rusia, Ukraina Marah
4 jam yang lalu
Infografis
Presiden Rusia Vladimir...
Presiden Rusia Vladimir Putin Didesak Gunakan Bom Nuklir
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved