AS Prihatin Kepala HAM PBB Lakukan Kunjungan ke China

Minggu, 29 Mei 2022 - 15:17 WIB
loading...
AS Prihatin Kepala HAM PBB Lakukan Kunjungan ke China
AS prihatin Kepala HAM PBB, Michelle Bachelet, mengunjungi China. Foto/France24
A A A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengaku prihatinan atas "upaya China untuk membatasi dan memanipulasi" kunjungan kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB ke wilayah Xinjiang , di mana Beijing dituduh menahan lebih dari satu juta orang di kamp-kamp indoktrinasi.

Perjalanan panjang yang direncanakan Michelle Bachelet minggu ini membawanya ke wilayah Xinjiang barat jauh, di mana AS telah menyebut penahanan China terhadap satu juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya sebagai "genosida".

"Kami prihatin dengan kondisi yang diberlakukan otoritas Beijing pada kunjungan tersebut tidak memungkinkan penilaian yang lengkap dan independen terhadap lingkungan HAM di (China), termasuk di Xinjiang, di mana genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan sedang berlangsung," kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Sabtu (28/5/2022), seperti dikutip dari AFP.

Diplomat top AS itu menegaskan kembali sikap negaranya, bahwa pihak berwenang China tidak akan mengizinkan akses penuh Bachelet selama perjalanannya yang telah lama direncanakan. Ia juga mengatakan, AS "khawatir" tentang "upaya China untuk membatasi dan memanipulasi kunjungannya".



“Kami semakin terganggu oleh laporan bahwa penduduk Xinjiang diperingatkan untuk tidak mengeluh atau berbicara secara terbuka tentang kondisi di wilayah tersebut, bahwa tidak ada informasi yang diberikan tentang keberadaan ratusan orang Uyghur yang hilang dan kondisi lebih dari satu juta orang yang ditahan,” Blinken menambahkan.

“Komisaris Tinggi seharusnya diizinkan mengadakan pertemuan rahasia dengan anggota keluarga Uighur dan komunitas diaspora etnis minoritas lainnya di Xinjiang yang tidak berada di fasilitas penahanan tetapi dilarang bepergian ke luar wilayah tersebut,” lanjutnya.

Sebelumnya, Bachelet membela kunjungannya ketika masih berada di China. Ia mengatakan, kunjungan itu "bukan penyelidikan", tetapi meminta Beijing untuk menghindari "tindakan sewenang-wenang dan tidak pandang bulu" dalam tindakan kerasnya di Xinjiang.

Menurut Bachelet, perjalanan itu adalah kesempatan baginya untuk berbicara dengan "terus terang" kepada otoritas China serta kelompok masyarakat sipil dan akademisi.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1762 seconds (0.1#10.140)