AS Kirim Rudal Patriot dalam Jumlah Besar ke Arab Saudi, Bujuk Soal Minyak?
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Sejak awal pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, hubungan antara Arab Saudi dan AS semakin tegang.
Hubungan makin buruk setelah pengumuman pemerintah AS tidak akan lagi mendukung operasi militer pimpinan Saudi di Yaman melawan gerakan Houthi.
Namun dalam perkembangan terbaru, Amerika Serikat telah mengirim rudal Patriot dalam jumlah "signifikan". Rudal itu dirancang untuk menembak jatuh rudal yang masuk ke Arab Saudi selama beberapa pekan terakhir.
“Langkah AS ini merupakan upaya memasok amunisi pertahanan Riyadh di tengah konfrontasi yang sedang berlangsung dengan faksi oposisi bersenjata Houthi di Yaman,” ungkap laporan Wall Street Journal (WSJ), dilansir Sputnik pada Rabu (23/3/2022).
Menurut WSJ, Patriot Interceptors tidak dikirim langsung ke Arab Saudi dari Amerika Serikat.
Sebaliknya, rudal pertahanan udara itu dipindahkan dari tempat penyimpanan terdekat di negara-negara Teluk lainnya yang akan menerima persetujuan, seperti yang disyaratkan Undang-undang (UU) Amerika Serikat.
Riyadh telah meminta pasokan sejak akhir 2021, yang telah berkontribusi pada ketegangan pada hubungan kedua negara.
Hubungan makin buruk setelah pengumuman pemerintah AS tidak akan lagi mendukung operasi militer pimpinan Saudi di Yaman melawan gerakan Houthi.
Namun dalam perkembangan terbaru, Amerika Serikat telah mengirim rudal Patriot dalam jumlah "signifikan". Rudal itu dirancang untuk menembak jatuh rudal yang masuk ke Arab Saudi selama beberapa pekan terakhir.
“Langkah AS ini merupakan upaya memasok amunisi pertahanan Riyadh di tengah konfrontasi yang sedang berlangsung dengan faksi oposisi bersenjata Houthi di Yaman,” ungkap laporan Wall Street Journal (WSJ), dilansir Sputnik pada Rabu (23/3/2022).
Menurut WSJ, Patriot Interceptors tidak dikirim langsung ke Arab Saudi dari Amerika Serikat.
Sebaliknya, rudal pertahanan udara itu dipindahkan dari tempat penyimpanan terdekat di negara-negara Teluk lainnya yang akan menerima persetujuan, seperti yang disyaratkan Undang-undang (UU) Amerika Serikat.
Riyadh telah meminta pasokan sejak akhir 2021, yang telah berkontribusi pada ketegangan pada hubungan kedua negara.