Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei: AS akan Dapat Tamparan Keras jika Serang Iran
loading...

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/Xinhua/Shadati
A
A
A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan ancaman Amerika Serikat (AS) "tidak akan membawa hasil apa pun saat menghadapi Iran" setelah Presiden Trump memperingatkan kemungkinan aksi militer terhadap negara tersebut.
"Mereka (AS) dan negara lain harus tahu jika mereka melakukan sesuatu yang merugikan bangsa Iran, mereka akan mendapat tamparan keras," tegas Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi.
Ancaman presiden AS bahwa "setiap tembakan" yang dilepaskan oleh Houthi di Yaman akan dipandang sebagai serangan dari Iran telah meningkatkan ketegangan.
Ancaman terbaru aksi militer terhadap Iran oleh Trump telah mendorong lebih banyak diskusi tentang kemungkinan Iran menghentikan nonproliferasi nuklir.
Pejabat senior Gedung Putih kembali mengatakan Iran harus menghentikan program nuklirnya sepenuhnya, meninggalkan semua aktivitas pengayaan uranium, bahkan pada tingkat rendah.
Di tengah serangan udara AS yang gencar terhadap Yaman, Trump juga mengatakan AS akan meminta Teheran bertanggung jawab atas serangan apa pun yang dilakukan Houthi Yaman, dan menepis argumen Iran bahwa Houthi beroperasi secara independen.
Hal ini hanya menyebabkan lebih banyak seruan dari dalam Iran untuk meninggalkan kebijakan resminya bahwa mereka tidak akan pernah mengembangkan senjata nuklir.
Pada hari Selasa, Vatan-e Emrooz, surat kabar harian terkemuka yang dikelola kaum ultrakonservatif, menandai berakhirnya tahun Iran pada tanggal 20 Maret dengan mengatakan lebih banyak negara akan mempertimbangkan bom nuklir untuk keamanan mereka sebagai akibat dari kebijakan Trump.
“Tahun nuklir”, demikian judulnya, lengkap dengan gambar ledakan nuklir besar-besaran.
Nournews, media yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, mengatakan tidak akan ada “jaminan” Iran tidak akan meninggalkan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) jika Trump dan timnya terus mengancam.
"Mereka (AS) dan negara lain harus tahu jika mereka melakukan sesuatu yang merugikan bangsa Iran, mereka akan mendapat tamparan keras," tegas Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi.
Ancaman presiden AS bahwa "setiap tembakan" yang dilepaskan oleh Houthi di Yaman akan dipandang sebagai serangan dari Iran telah meningkatkan ketegangan.
Ancaman terbaru aksi militer terhadap Iran oleh Trump telah mendorong lebih banyak diskusi tentang kemungkinan Iran menghentikan nonproliferasi nuklir.
Pejabat senior Gedung Putih kembali mengatakan Iran harus menghentikan program nuklirnya sepenuhnya, meninggalkan semua aktivitas pengayaan uranium, bahkan pada tingkat rendah.
Di tengah serangan udara AS yang gencar terhadap Yaman, Trump juga mengatakan AS akan meminta Teheran bertanggung jawab atas serangan apa pun yang dilakukan Houthi Yaman, dan menepis argumen Iran bahwa Houthi beroperasi secara independen.
Hal ini hanya menyebabkan lebih banyak seruan dari dalam Iran untuk meninggalkan kebijakan resminya bahwa mereka tidak akan pernah mengembangkan senjata nuklir.
Tahun Nuklir
Pada hari Selasa, Vatan-e Emrooz, surat kabar harian terkemuka yang dikelola kaum ultrakonservatif, menandai berakhirnya tahun Iran pada tanggal 20 Maret dengan mengatakan lebih banyak negara akan mempertimbangkan bom nuklir untuk keamanan mereka sebagai akibat dari kebijakan Trump.
“Tahun nuklir”, demikian judulnya, lengkap dengan gambar ledakan nuklir besar-besaran.
Nournews, media yang berafiliasi dengan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, mengatakan tidak akan ada “jaminan” Iran tidak akan meninggalkan Perjanjian Non-Proliferasi (NPT) jika Trump dan timnya terus mengancam.
Lihat Juga :