6 Negara dengan Minat Baca Terendah, Benua Afrika Mendominasi
loading...
A
A
A
JUBA - Minat baca berpengaruh pada literasi. Rendahnya minat baca akan mempengaruhi rendahnya tingkat literasi suatu negara.
Tingkat literasi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Kemampuan baca dan tulis sangat penting untuk kelanjutan karier seseorang, selain sebagai indikator kemajuan suatu negara.
Terdapat kesenjangan tingkat literasi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Kanada dengan negara berkembang. Melansir Newsweek, ada sekitar 262 juta orang yang tidak memiliki akses dasar untuk pendidikan.
Masyarakat di berbagai negara, terutama di Afrika dan Timur Tengah, masih memiliki minat baca rendah, terutama pada kategori usia 15 tahun ke atas.
Hal ini tertuang dalam data yang dikeluarkan UIS UNESCO pada 2019. Berikut adalah negara dengan tingkat literasi terendah:
1. Sudan Selatan
Di Sudan Selatan, hanya 27% populasi orang dewasa yang memiliki kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, 70% anak yang tinggal di negara ini tidak dapat mengenyam bangku pendidikan.
Jumlah ini setara dengan sekitar 2 juta anak. Kebanyakan disebabkan oleh tingginya angka perkawinan anak serta kecenderungan anak membantu orangtua mereka beternak sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk pergi bersekolah.
Pemerintah setempat telah mengupayakan peningkatan literasi masyarakat lokal dengan meluncurkan berbagai kelas baca tulis untuk anak dan orang dewasa.
2. Mali
Pada tahun 2020, angka melek huruf bagi orang yang berusia di atas 15 tahun di Mali hanya mencapai 30,8%. Meskipun angka ini terus mengalami peningkatan, tingkat pendidikan yang diterima anak-anak di negara ini masih cukup menyedihkan.
UNICEF memperkirakan lebih dari 2 juta anak berusia 5-17 tahun belum pernah mengenyam bangku sekolah. Dan lebih dari 50% penduduk berusia 15-24 tahun yang buta huruf.
Faktor utama yang menyebabkan tingginya persentase buta huruf di negara ini adalah kemiskinan, pekerja anak, pernikahan dini, serta kurangnya fasilitas pendidikan yang mudah dijangkau mayoritas penduduk negara tersebut.
3. Afrika Tengah
Melansir situs Knoema, Republik Afrika Tengah masih memiliki tingat literasi yang cukup rendah, yakni sebesar 37,4% di tahun 2018.
Krisis kemanusiaan yang terjadi akibat perang membuat anak-anak yang tinggal di negara ini tidak mendapat akses yang cukup untuk pendidikan.
Banyak sekolah yang tersebar di penjuru negeri terpaksa ditutup akibat kurangnya tenaga pengajar.
4. Burkina Faso
Negara yang terletak di bagian barat benua Afrika ini memang memiliki hukum mengenai pendidikan gratis bagi penduduknya. Namun, keterbatasan sumber daya menyebabkan sulitnya aturan ini terwujud.
Dalam hukum negara ini, terdapat peraturan mengenai jumlah maksimal siswa yang terdapat dalam satu kelas, yakni 65 siswa.
Namun, karena kurangnya fasilitas sekolah, banyak anak yang ditolak masuk karena penuhnya kuota siswa. Pada 2018, tingkat literasi penduduk yang bermukim di Burkina Faso mencapai 39,3%.
5. Benin
Di tahun 2018, tingkat melek huruf di Benin mencapai 42,4%. Angka ini beberapa kali mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Meskipun pemerintahan demokratisnya relatif stabil, terjadinya keruntuhan ekonomi dan banjir tahun 2010 yang melanda negara ini menghambat berkembangnya pendidikan baik bagi anak-anak dan orang dewasa.
6. Afghanistan
Saat ini, lebih dari 10 juta penduduk Afghanistan tidak dapat membaca. Melansir situs resmi UNESCO, pada 2020 tingkat literasi negara ini mencapai 43%.
Sistem pendidikan di Afghanistan sangat terdampak akibat perang yang terus-menerus terjadi selama 30 tahun.
Meskipun demikian, mulai tahun 2016 negara ini telah banyak memperlihatkan peningkatan di bidang pendidikan.
Tingkat literasi yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan seseorang. Kemampuan baca dan tulis sangat penting untuk kelanjutan karier seseorang, selain sebagai indikator kemajuan suatu negara.
Terdapat kesenjangan tingkat literasi di negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Kanada dengan negara berkembang. Melansir Newsweek, ada sekitar 262 juta orang yang tidak memiliki akses dasar untuk pendidikan.
Masyarakat di berbagai negara, terutama di Afrika dan Timur Tengah, masih memiliki minat baca rendah, terutama pada kategori usia 15 tahun ke atas.
Hal ini tertuang dalam data yang dikeluarkan UIS UNESCO pada 2019. Berikut adalah negara dengan tingkat literasi terendah:
1. Sudan Selatan
Di Sudan Selatan, hanya 27% populasi orang dewasa yang memiliki kemampuan membaca dan menulis. Selain itu, 70% anak yang tinggal di negara ini tidak dapat mengenyam bangku pendidikan.
Jumlah ini setara dengan sekitar 2 juta anak. Kebanyakan disebabkan oleh tingginya angka perkawinan anak serta kecenderungan anak membantu orangtua mereka beternak sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk pergi bersekolah.
Pemerintah setempat telah mengupayakan peningkatan literasi masyarakat lokal dengan meluncurkan berbagai kelas baca tulis untuk anak dan orang dewasa.
2. Mali
Pada tahun 2020, angka melek huruf bagi orang yang berusia di atas 15 tahun di Mali hanya mencapai 30,8%. Meskipun angka ini terus mengalami peningkatan, tingkat pendidikan yang diterima anak-anak di negara ini masih cukup menyedihkan.
UNICEF memperkirakan lebih dari 2 juta anak berusia 5-17 tahun belum pernah mengenyam bangku sekolah. Dan lebih dari 50% penduduk berusia 15-24 tahun yang buta huruf.
Faktor utama yang menyebabkan tingginya persentase buta huruf di negara ini adalah kemiskinan, pekerja anak, pernikahan dini, serta kurangnya fasilitas pendidikan yang mudah dijangkau mayoritas penduduk negara tersebut.
3. Afrika Tengah
Melansir situs Knoema, Republik Afrika Tengah masih memiliki tingat literasi yang cukup rendah, yakni sebesar 37,4% di tahun 2018.
Krisis kemanusiaan yang terjadi akibat perang membuat anak-anak yang tinggal di negara ini tidak mendapat akses yang cukup untuk pendidikan.
Banyak sekolah yang tersebar di penjuru negeri terpaksa ditutup akibat kurangnya tenaga pengajar.
4. Burkina Faso
Negara yang terletak di bagian barat benua Afrika ini memang memiliki hukum mengenai pendidikan gratis bagi penduduknya. Namun, keterbatasan sumber daya menyebabkan sulitnya aturan ini terwujud.
Dalam hukum negara ini, terdapat peraturan mengenai jumlah maksimal siswa yang terdapat dalam satu kelas, yakni 65 siswa.
Namun, karena kurangnya fasilitas sekolah, banyak anak yang ditolak masuk karena penuhnya kuota siswa. Pada 2018, tingkat literasi penduduk yang bermukim di Burkina Faso mencapai 39,3%.
5. Benin
Di tahun 2018, tingkat melek huruf di Benin mencapai 42,4%. Angka ini beberapa kali mengalami penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor.
Meskipun pemerintahan demokratisnya relatif stabil, terjadinya keruntuhan ekonomi dan banjir tahun 2010 yang melanda negara ini menghambat berkembangnya pendidikan baik bagi anak-anak dan orang dewasa.
6. Afghanistan
Saat ini, lebih dari 10 juta penduduk Afghanistan tidak dapat membaca. Melansir situs resmi UNESCO, pada 2020 tingkat literasi negara ini mencapai 43%.
Sistem pendidikan di Afghanistan sangat terdampak akibat perang yang terus-menerus terjadi selama 30 tahun.
Meskipun demikian, mulai tahun 2016 negara ini telah banyak memperlihatkan peningkatan di bidang pendidikan.
(sya)