Israel Bujuk 30.000 Pengungsi Afrika Gabung Genosida di Gaza dengan Imbalan Status Menetap
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Pemerintah Israel membujuk sekitar 30.000 pencari suaka dari negara-negara Afrika ke negara itu dengan menawarkan mereka status penduduk tetap jika mereka bergabung militer Zionis dalam genosida di Jalur Gaza.
"Pejabat pertahanan menyadari mereka dapat menggunakan bantuan para pencari suaka dan memanfaatkan keinginan mereka untuk memperoleh status permanen di Israel sebagai insentif," ungkap laporan media Israel, Haaretz.
"Lembaga pertahanan Israel menawarkan para pencari suaka Afrika yang berkontribusi pada upaya perang di Gaza, mempertaruhkan nyawa mereka, demi bantuan untuk memperoleh status permanen di Israel," papar Haaretz dalam laporan eksklusif.
Mengutip pejabat pertahanan, surat kabar itu mengatakan prosedur ini dilakukan "secara terorganisasi, dengan bimbingan penasihat hukum lembaga pertahanan."
Para pejabat pertahanan memberi tahu Haaretz bahwa proyek tersebut dilaksanakan di bawah bimbingan penasihat hukum dari lembaga pertahanan secara terorganisasi.
Ada sekitar 30.000 pencari suaka asal benua Afrika di Israel. Mereka menghadapi tekanan yang semakin besar dari politisi anti-imigran, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang secara teratur menyebut mereka sebagai "penyusup".
Seorang pria yang diwawancarai Haaretz, yang akhirnya memilih untuk tidak mendaftar, menceritakan dia didekati seorang pejabat keamanan Israel untuk bergabung dalam perang genosida di Gaza.
Pejabat Israel itu menjelaskan setelah masa pelatihan dua pekan, dia akan ditempatkan bersama para pencari suaka lainnya.
"Saya bertanya, 'Apa yang saya dapatkan?' meskipun saya tidak benar-benar mencari apa pun," ujar pria yang diidentifikasi sebagai A.
"Tetapi kemudian dia berkata kepada saya: 'Jika Anda pergi ke sini, Anda dapat menerima dokumen dari Negara Israel.' Dia meminta saya untuk mengirimkan fotokopi identitas saya dan berkata dia akan mengurus semua ini," papar pria itu.
"Pejabat pertahanan menyadari mereka dapat menggunakan bantuan para pencari suaka dan memanfaatkan keinginan mereka untuk memperoleh status permanen di Israel sebagai insentif," ungkap laporan media Israel, Haaretz.
"Lembaga pertahanan Israel menawarkan para pencari suaka Afrika yang berkontribusi pada upaya perang di Gaza, mempertaruhkan nyawa mereka, demi bantuan untuk memperoleh status permanen di Israel," papar Haaretz dalam laporan eksklusif.
Mengutip pejabat pertahanan, surat kabar itu mengatakan prosedur ini dilakukan "secara terorganisasi, dengan bimbingan penasihat hukum lembaga pertahanan."
Para pejabat pertahanan memberi tahu Haaretz bahwa proyek tersebut dilaksanakan di bawah bimbingan penasihat hukum dari lembaga pertahanan secara terorganisasi.
Ada sekitar 30.000 pencari suaka asal benua Afrika di Israel. Mereka menghadapi tekanan yang semakin besar dari politisi anti-imigran, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang secara teratur menyebut mereka sebagai "penyusup".
Seorang pria yang diwawancarai Haaretz, yang akhirnya memilih untuk tidak mendaftar, menceritakan dia didekati seorang pejabat keamanan Israel untuk bergabung dalam perang genosida di Gaza.
Pejabat Israel itu menjelaskan setelah masa pelatihan dua pekan, dia akan ditempatkan bersama para pencari suaka lainnya.
"Saya bertanya, 'Apa yang saya dapatkan?' meskipun saya tidak benar-benar mencari apa pun," ujar pria yang diidentifikasi sebagai A.
"Tetapi kemudian dia berkata kepada saya: 'Jika Anda pergi ke sini, Anda dapat menerima dokumen dari Negara Israel.' Dia meminta saya untuk mengirimkan fotokopi identitas saya dan berkata dia akan mengurus semua ini," papar pria itu.