China, Negara Mengaku Komunis tapi Sistem Kapitalis

Sabtu, 22 Januari 2022 - 05:30 WIB
loading...
A A A
“Dalam wacana ideologis, Xi lebih suka menekankan sifat sosialis dari pendekatan China daripada mengeklaim 'karakter Komunisnya'. Xi juga ingin pendengarnya menerima gagasan bahwa pemikiran Marxis itu dinamis dan tetap berada di abad ini penuh vitalitas,” papar sang profesor.

Marxisme abad ke-21 Xi juga agak menunjukkan keadaan baru PKC, yang belum mencapai komunisme seperti yang diteorikan oleh Karl Marx pada abad ke-19. “Secara teori, ini masih dalam perjalanan menuju keadaan yang diberkati itu. Untuk saat ini sedang melalui tahap sosialisme,” kata Parton.

“Analisis Marx dan Engels tentang kontradiksi dasar dalam masyarakat kapitalis tidak ketinggalan zaman, juga bukan pandangan materialis historis bahwa kapitalisme pasti akan mati dan sosialisme pasti akan menang,” kata Xi.

Tetapi banyak orang Barat percaya bahwa semua gelar dan kata-kata doktrinal ini digunakan untuk menutupi sifat kapitalis otoriter China. “Partai Komunis China tetap menjadi otoritas tertinggi negara, jadi ‘komunis’ harus tetap atas nama negara untuk mempertahankan legitimasi klaim partai atas kekuasaan tertinggi,” kata Matthew Bryza, mantan diplomat Amerika Serikat untuk Azerbaijan, pecahan Soviet.

“Seperti halnya semua partai komunis, seiring waktu, keserakahan dan kepentingan pribadi akhirnya menjadi lebih penting bagi kepemimpinan Partai Komunis China daripada ideologi,” kata Bryza kepada TRT World.

Terlepas dari kritiknya terhadap PKC, Bryza masih melihat Xi sebagai orang yang benar-benar percaya pada Marxisme.

“Xi Jinping tampaknya mencoba mengubah itu dan menarik negara itu sedikit mundur dari kapitalisme dan lebih ke ideologi komunisme yang egaliter,” katanya.

“Mengkuadratkan lingkaran ini adalah salah satu tantangan terbesar Xi.”
(min)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0944 seconds (0.1#10.140)