Surat Terbuka Online Desak Presiden China Xi Jinping Mundur
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejak Xi Jinping memasuki masa jabatan ketiganya sebagai Presiden China, situasi politik dan ekonomi di negara tersebut telah jatuh ke dalam krisis parah. Suara-suara yang menentang Xi, baik di dalam Partai Komunis China (CCP) maupun publik, terus berkembang, dan berbagai sektor menunggu Xi menghadapi kejatuhannya.
Baru-baru ini, sebuah surat terbuka yang menuntut Xi mengundurkan diri dari jabatannya di partai, pemerintahan, dan kepemimpinan militer—bersama dengan petisi untuk tanda tangan—muncul secara daring dan menarik perhatian luas.
Pada 17 Desember, komentator independen Kai Xingun mengunggah di platform luar negeri bahwa dia telah menerima email tertanggal 16 Desember. Dilihat dari gaya penulisannya, tampaknya itu adalah surat bersama yang ditulis seseorang dari dalam sistem. Surat itu menyoroti berbagai informasi dan menyajikan kritik yang terarah terhadap tindakan Xi.
Surat itu, yang berjudul "Resolusi dan Petisi agar Xi Jinping Mundur dari Partai, Pemerintah, dan Kepemimpinan Militernya” mencantumkan 28 poin ketidakmampuan Xi selama masa kepemimpinannya.
“Xi Jinping telah menunjukkan banyak masalah dan kelemahan serius sejak memangku jabatan pimpinan CCP, pemerintahan, dan militer, yang mengakibatkan kerugian besar bagi negara, rakyat, dan partai,” berikut penggalan dari surat tersebut, seperti dikutip dari The Singapore Post, Sabtu (28/12/2024).
Kebijakan sayap kiri ekstrem Xi telah terlalu menekankan kepemilikan publik dan memperluas perusahaan milik negara dengan mengorbankan sektor swasta. Hal ini telah mengganggu persaingan pasar yang adil, menekan bisnis swasta seperti Tencent dan Alibaba, dan melakukan intervensi berlebihan dalam perekonomian. Akibatnya, antusiasme investasi telah memudar, menyebabkan ekonomi mandek dan sangat menurun vitalitasnya.
Pendekatan Xi dalam memerintah kurang melakukan investigasi atau analisis mendalam terhadap masalah, sebaliknya memilih solusi yang tergesa-gesa dan sederhana yang telah merusak banyak industri seperti real estate, pendidikan, keuangan, dan platform daring. Kontrolnya yang berat sebelah, tidak rasional, dan berlebihan telah menghancurkan sektor-sektor ini, yang menyebabkan penutupan atau kebangkrutan banyak bisnis.
Xi Jinping telah membuang-buang dana publik untuk proyek-proyek besar seperti Kawasan Baru Xiongan dan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), mengabaikan efektivitas atau biayanya. Hal ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap perjuangan rakyat.
Selain itu, Xi bersikeras pada kendali partai atas semua aspek pemerintahan dan memaksa bisnis swasta untuk mendirikan organisasi partai, yang memungkinkan intervensi partai dalam manajemen mereka.
Baru-baru ini, sebuah surat terbuka yang menuntut Xi mengundurkan diri dari jabatannya di partai, pemerintahan, dan kepemimpinan militer—bersama dengan petisi untuk tanda tangan—muncul secara daring dan menarik perhatian luas.
Pada 17 Desember, komentator independen Kai Xingun mengunggah di platform luar negeri bahwa dia telah menerima email tertanggal 16 Desember. Dilihat dari gaya penulisannya, tampaknya itu adalah surat bersama yang ditulis seseorang dari dalam sistem. Surat itu menyoroti berbagai informasi dan menyajikan kritik yang terarah terhadap tindakan Xi.
Surat itu, yang berjudul "Resolusi dan Petisi agar Xi Jinping Mundur dari Partai, Pemerintah, dan Kepemimpinan Militernya” mencantumkan 28 poin ketidakmampuan Xi selama masa kepemimpinannya.
“Xi Jinping telah menunjukkan banyak masalah dan kelemahan serius sejak memangku jabatan pimpinan CCP, pemerintahan, dan militer, yang mengakibatkan kerugian besar bagi negara, rakyat, dan partai,” berikut penggalan dari surat tersebut, seperti dikutip dari The Singapore Post, Sabtu (28/12/2024).
Kebijakan sayap kiri ekstrem Xi telah terlalu menekankan kepemilikan publik dan memperluas perusahaan milik negara dengan mengorbankan sektor swasta. Hal ini telah mengganggu persaingan pasar yang adil, menekan bisnis swasta seperti Tencent dan Alibaba, dan melakukan intervensi berlebihan dalam perekonomian. Akibatnya, antusiasme investasi telah memudar, menyebabkan ekonomi mandek dan sangat menurun vitalitasnya.
Tata Kelola yang Tidak Efektif
Pendekatan Xi dalam memerintah kurang melakukan investigasi atau analisis mendalam terhadap masalah, sebaliknya memilih solusi yang tergesa-gesa dan sederhana yang telah merusak banyak industri seperti real estate, pendidikan, keuangan, dan platform daring. Kontrolnya yang berat sebelah, tidak rasional, dan berlebihan telah menghancurkan sektor-sektor ini, yang menyebabkan penutupan atau kebangkrutan banyak bisnis.
Xi Jinping telah membuang-buang dana publik untuk proyek-proyek besar seperti Kawasan Baru Xiongan dan Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), mengabaikan efektivitas atau biayanya. Hal ini menunjukkan ketidakpedulian terhadap perjuangan rakyat.
Selain itu, Xi bersikeras pada kendali partai atas semua aspek pemerintahan dan memaksa bisnis swasta untuk mendirikan organisasi partai, yang memungkinkan intervensi partai dalam manajemen mereka.