Pria AS Ini Dilarang Tinggalkan Israel sampai Tahun 9998 karena Ceraikan Istri

Kamis, 13 Januari 2022 - 17:46 WIB
loading...
A A A
Herssein mengatakan dia sudah menghubungi Konsulat AS untuk meminta bantuan, tetapi diberitahu bahwa kedutaan menganggapnya sebagai "masalah domestik pribadi".

Dia juga menulis surat kepada Senator New York Kirsten Gillibrand dan Anggota Parlemen Jerry Nadler untuk memohon bantuan, tetapi tidak mendapat tanggapan.

"Saya telah ditahan di negara Israel-jauh dari keluarga saya, anak-anak AS, dan pekerjaan saya-di luar keinginan saya sejak saya kembali untuk sidang," tulis dia dalam suratnya.

“Tidak ada proses hukum pidana atau lainnya atau pelanggaran yang diajukan atau tertunda terhadap saya. Saya tidak melanggar hukum. Seorang hakim pengadilan keluarga [pengadilan agama] Israel tidak hanya memutuskan untuk menahan anak-anak saya di Israel tetapi telah memberlakukan perintah 'block exit' pada saya yang berakhir pada tahun 9998-hukuman penahanan 7976 tahun yang tidak dapat saya tinggalkan kembali ke rumah saya di New York," paparnya.

"Sifat keterlaluan dari larangan ini adalah studi kasus dalam pelanggaran hak asasi manusia yang merajalela yang terjadi secara teratur di Israel dalam masalah pengadilan keluarga."

Herssein mengatakan kepada news.com.au bahwa dia telah memulai grup WhatsApp untuk orang-orang dalam situasi serupa, yang kini telah berkembang menjadi 27.000 anggota.

"Setiap hari yang Anda lihat hanyalah posting-an dari pria yang mengatakan, 'Hakim ini mengambil anak-anak saya', 'Hakim ini menjebloskan saya ke penjara'," katanya.

"Saya sudah memiliki sembilan ayah lain yang merupakan warga negara AS yang berbicara tentang jebakan mereka."

Dia mengatakan tahun maksimum 9999 di masa depan pada larangan keluar adalah "bukan kesalahan".

“Ketika Israel benar-benar ingin mengirim pesan, mereka membiarkannya kosong,” katanya, seraya menambahkan satu orang telah membagikan daftar semua pembatasan lain yang telah diberlakukan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0942 seconds (0.1#10.140)