Kedapatan Mencium Pembunuh Berbahaya, Hakim Cantik Argentina Diinvestigasi
loading...
A
A
A
BUENOS AIRES - Seorang hakim perempuan di Argentina tengah diselidiki setelah sebuah rekaman CCTV memperlihatkannya mencium seorang pembunuh berbahaya yang baru saja dihukum.
Hakim kriminal Mariel Suarez diselidiki setelah rekaman yang tampaknya menunjukkan dirinya mencium pelaku pembunuhan polisi, Cristian Bustos, yang hukuman seumur hidupnya baru-baru ini dia anggap terlalu keras.
Mariel Suarez adalah satu-satunya anggota majelis hakim yang berpendapat Bustos harus lolos dari hukuman seumur hidup ketika mereka memvonisnya bulan lalu.
Tapi Suarez menyangkal terjadinya keintiman diantara mereka dan bersikeras dia hanya mengunjungi si pembunuh untuk mengajukan pertanyaan tentang buku yang dia tulis.
Pejabat pengadilan sejak itu mengkonfirmasi bahwa penyelidikan telah diluncurkan atas rekaman keamanan yang menunjukkan tubuh hakim itu terlihat condong ke depan ke arah narapidana "sangat berbahaya" dengan punggung menghadap ke kamera.
Outlet media Argentina mengklaim video itu menunjukkan pasangan itu kemungkinan tengah berciuman.
Baik hakim maupun narapidana tidak disebutkan namanya secara resmi dalam pernyataan pengadilan yang mengkonfirmasi penyelidikan tersebut, tetapi nama mereka bocor di pers lokal di Argentina setelah kunjungan penjara pada 29 Desember.
Bustos ditahan di sebuah penjara di kota Trelew, Argentina selatan, atas pembunuhan petugas polisi Leandro Roberts di Corcovado pada 2009. Roberts ditembak mati dan seorang rekannya terluka saat akan menangkap Bustos di rumahnya setelah melarikan diri dari penjara sebelumnya.
Dia dicari atas pembunuhan bayi tirinya yang dipukuli sampai mati dalam kejahatan yang menghebohkan yang menyebabkan hukuman pembunuhan terpisah dan hukuman penjara 20 tahun.
Seorang saudara buronan tewas dalam baku tembak yang terjadi ketika polisi mencoba menahannya.
Bustos dihukum karena pembunuhan dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena menembak Roberts setelah mengakui kesalahannya selama persidangan.
Suarez mengatakan kepada situs berita Argentina Todo Noticias bahwa tidak ada ciuman selama kunjungan penjara.
“Kami berbicara dan merasa kami sedang didengarkan. Itu adalah pembicaraan rahasia dan ada orang-orang yang berjalan di dekatnya dan sebuah kamera dan itulah mengapa kami berbicara dari dekat,” sangkalnya.
“Saya tidak memiliki hubungan sentimental dengan orang ini. Saya sedang menulis buku tentang dia. Hubungan kami adalah hubungan kerja," ia menambahkan.
"Saya percaya versi peristiwa yang dia berikan di persidangannya dan itulah mengapa saya memilih hukuman yang lebih rendah daripada hukuman penjara seumur hidup," tuturnya seperti dilansir dari Daily Star, Rabu (5/1/2022)
Penyelidikan terhadap Suarez dipimpin oleh Pengadilan Tinggi Chubut.
“Hakim diduga melakukan perilaku yang tidak memadai," kata pihak pengadilan dalam sebuah pernyataan.
“Penyelidikan akan berusaha untuk menentukan keadaan pertemuan antara hakim itu dan seorang narapidana yang dianggap sangat berbahaya dan baru-baru ini dihukum setelah persidangan di kota Esquel," sambung pernyataan itu.
“Juga akan dilihat berapa lama pertemuan itu berlangsung dan karakteristiknya, guna memastikan apakah telah terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang Etika Publik dan peraturan internal kekuasaan kehakiman,” demikian pernyataan pengadilan.
Hakim kriminal Mariel Suarez diselidiki setelah rekaman yang tampaknya menunjukkan dirinya mencium pelaku pembunuhan polisi, Cristian Bustos, yang hukuman seumur hidupnya baru-baru ini dia anggap terlalu keras.
Mariel Suarez adalah satu-satunya anggota majelis hakim yang berpendapat Bustos harus lolos dari hukuman seumur hidup ketika mereka memvonisnya bulan lalu.
Tapi Suarez menyangkal terjadinya keintiman diantara mereka dan bersikeras dia hanya mengunjungi si pembunuh untuk mengajukan pertanyaan tentang buku yang dia tulis.
Pejabat pengadilan sejak itu mengkonfirmasi bahwa penyelidikan telah diluncurkan atas rekaman keamanan yang menunjukkan tubuh hakim itu terlihat condong ke depan ke arah narapidana "sangat berbahaya" dengan punggung menghadap ke kamera.
Outlet media Argentina mengklaim video itu menunjukkan pasangan itu kemungkinan tengah berciuman.
Baik hakim maupun narapidana tidak disebutkan namanya secara resmi dalam pernyataan pengadilan yang mengkonfirmasi penyelidikan tersebut, tetapi nama mereka bocor di pers lokal di Argentina setelah kunjungan penjara pada 29 Desember.
Bustos ditahan di sebuah penjara di kota Trelew, Argentina selatan, atas pembunuhan petugas polisi Leandro Roberts di Corcovado pada 2009. Roberts ditembak mati dan seorang rekannya terluka saat akan menangkap Bustos di rumahnya setelah melarikan diri dari penjara sebelumnya.
Dia dicari atas pembunuhan bayi tirinya yang dipukuli sampai mati dalam kejahatan yang menghebohkan yang menyebabkan hukuman pembunuhan terpisah dan hukuman penjara 20 tahun.
Seorang saudara buronan tewas dalam baku tembak yang terjadi ketika polisi mencoba menahannya.
Bustos dihukum karena pembunuhan dan dijatuhi hukuman seumur hidup karena menembak Roberts setelah mengakui kesalahannya selama persidangan.
Suarez mengatakan kepada situs berita Argentina Todo Noticias bahwa tidak ada ciuman selama kunjungan penjara.
“Kami berbicara dan merasa kami sedang didengarkan. Itu adalah pembicaraan rahasia dan ada orang-orang yang berjalan di dekatnya dan sebuah kamera dan itulah mengapa kami berbicara dari dekat,” sangkalnya.
“Saya tidak memiliki hubungan sentimental dengan orang ini. Saya sedang menulis buku tentang dia. Hubungan kami adalah hubungan kerja," ia menambahkan.
"Saya percaya versi peristiwa yang dia berikan di persidangannya dan itulah mengapa saya memilih hukuman yang lebih rendah daripada hukuman penjara seumur hidup," tuturnya seperti dilansir dari Daily Star, Rabu (5/1/2022)
Penyelidikan terhadap Suarez dipimpin oleh Pengadilan Tinggi Chubut.
“Hakim diduga melakukan perilaku yang tidak memadai," kata pihak pengadilan dalam sebuah pernyataan.
“Penyelidikan akan berusaha untuk menentukan keadaan pertemuan antara hakim itu dan seorang narapidana yang dianggap sangat berbahaya dan baru-baru ini dihukum setelah persidangan di kota Esquel," sambung pernyataan itu.
“Juga akan dilihat berapa lama pertemuan itu berlangsung dan karakteristiknya, guna memastikan apakah telah terjadi pelanggaran terhadap Undang-Undang Etika Publik dan peraturan internal kekuasaan kehakiman,” demikian pernyataan pengadilan.
(ian)