Dihukum Penjara 8.000 Tahun, Pria Ini Dilarang Tinggalkan Israel sebelum Tahun 9999

Senin, 27 Desember 2021 - 12:09 WIB
loading...
A A A
“Saya salah satu dari mereka,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia berbicara untuk membantu warga Australia lainnya yang mungkin mengalami pengalaman yang mengancam jiwa tersebut.

Marianne Azizi, seorang jurnalis independen Inggris yang telah berkampanye untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini, mengatakan hampir tidak mungkin untuk memastikan jumlah pasti pria yang terkena dampak hukum seperti itu.

Tapi dia berekspektasi kemungkinan ada ratusan warga Australia dalam situasi yang sama.

“Saya tidak bisa mendapatkan jumlah dari kedutaan asing mana pun,” kata Azizi, yang muncul dalam film dokumenter independen 2019; "No Exit Order".

Menurut Azizi, yang paling dekat adalah sumber di Kedutaan Besar Inggris sebelum pandemi, yang mengatakan mereka mendapatkan sekitar 100 pertanyaan dalam sebulan.

"Ini adalah rahasia yang sangat dijaga," katanya. “Jika warga negara asing lainnya serupa, saya bisa menebak ratusan (orang Australia) ada di sana.”

Aspek yang relatif tidak jelas dari undang-undang perceraian Israel menarik sedikit perhatian di dalam negeri, dan bahkan lebih sedikit lagi di luar.

Azizi pertama kali mulai menyelidiki masalah ini ketika suaminya sendiri terperangkap di Israel setelah mengunjungi anak-anaknya.

Setelah menerbitkan sendiri sebuah buku tentang pengalamannya dengan sistem peradilan Israel, "Sour Milk and Stolen Honey", dia mulai mengumpulkan kesaksian dari orang-orang di posisi yang sama.

“Saya kemudian mengetahui bahwa pria menderita dalam diam dan malu,” tulis dia. "Subjek itu tabu."
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0776 seconds (0.1#10.140)