PBB: Ekonomi Afghanistan Runtuh di Depan Mata Kita

Jum'at, 10 Desember 2021 - 18:08 WIB
loading...
A A A
Griffiths mengatakan PBB meminta AS dan negara donor lain untuk uang, yang dia bersikeras tidak akan pergi ke Taliban tetapi melalui saluran PBB untuk disalurkan langsung ke mereka yang membutuhkannya seperti guru, dokter, penyedia listrik dan pegawai negeri sipil lainnya.



Griffiths mengatakan konsekuensi dari runtuhnya ekonomi Afghanistan menjadi lebih jelas - laporan rumah sakit tanpa listrik, kekurangan gizi parah dan tiga atau empat anak di satu tempat tidur rumah sakit, serta puluhan ribu dokter, guru, dan pegawai negeri yang tidak digaji berjuang untuk bertahan hidup.

Dia ingat bahwa AS selalu mendukung pasokan listrik di Afghanistan, tetapi 80% dari sumber listrik sekarang di ambang penghentian.

"Dan tanpa listrik Anda memiliki konsekuensi otomatis," cetus Griffiths.

Griffiths mengatakan Bank Dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah AS sedang melakukan “upaya besar” untuk mengatasi krisis likuiditas. Dia mengatakan dia akan menuju ke Washington pada 21 Desember mendatang untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken guna membahas ekonomi Afghanistan yang runtuh.

“Pada akhir tahun, saya ingin melihat awal likuiditas surut sebagai masalah,” katanya.

Griffiths mengatakan PBB ingin melihat USD700 juta datang pada 31 Januari yang akan dialokasikan untuk layanan membantu rakyat Afghanistan.



Dia mengatakan Bank Dunia memprogram ulang USD280 juta untuk Afghanistan menjadi bantuan kemanusiaan yang “sangat bagus.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1607 seconds (0.1#10.140)