PBB: Ekonomi Afghanistan Runtuh di Depan Mata Kita

Jum'at, 10 Desember 2021 - 18:08 WIB
loading...
PBB: Ekonomi Afghanistan...
Kepala bagian kemanusiaan PBB memperingatkan bahwa keruntuhan ekonomi Afghanistan terjadi di depan mata. Foto/Khaama
A A A
NEW YORK - Kepala bagian kemanusiaan PBB memperingatkan bahwa keruntuhan ekonomi Afghanistan terjadi di depan mata. Ia mendesak masyarakat internasional untuk mengambil tindakan guna menghentikan Afghanistan "jatuh bebas" sebelum menyebabkan lebih banyak kematian.

Martin Griffiths mengatakan negara-negara donor harus setuju bahwa selain bantuan kemanusiaan darurat mereka perlu mendukung kebutuhan dasar bagi rakyat Afghanistan termasuk pendidikan, rumah sakit, listrik dan menggaji pegawai negeri sipil. Mereka juga harus menyuntik likuiditas ke dalam ekonomi yang telah melihat sistem perbankan "yang dimatikan dengan cukup baik."

"Kami melihat keruntuhan ekonomi menjadi eksponensial," katanya. "Semakin dan semakin mengerikan dari minggu ke minggu," imbuhnya seperti dilansir dari AP, Jumat (10/12/2021).

Griffiths mengatakan masalah likuiditas harus diselesaikan pada akhir tahun dan uang harus disalurkan ke pekerja layanan garis depan selama musim dingin, sembari menambahkan bahwa dia harus merevisi pandangan sebelumnya bahwa Afghanistan dapat melewati musim dingin dengan bantuan kemanusiaan murni karena dari situasi ekonomi yang memburuk.

Sebagai salah satu contoh, katanya, 4 juta anak putus sekolah dan 9 juta lagi akan segera putus sekolah dan alasannya sederhana 70% guru belum digaji sejak Agustus.



“Dan jika kita tidak mewujudkannya, semua diskusi tentang hak perempuan dan anak perempuan untuk bersekolah menjadi akademis,” katanya.

“Jadi, pesan saya hari ini adalah peringatan tentang konsekuensi kemanusiaan dari keruntuhan ekonomi dan kebutuhan untuk mengambil tindakan segera,” Griffiths memperingatkan.

Ekonomi Afghanistan yang bergantung pada bantuan jatuh ke dalam kekacauan yang mendalam setelah Taliban mengambilalih pemerintahan. Cadangan USD9 miliar dari bank sentral Afghanistan, yang sebagian besar disimpan di Amerika Serikat (AS), dibekukan dan Dana Moneter Internasional memblokir sekitar USD450 juta karena kurangnya kejelasan tentang pemerintahan baru.

Sementara itu Taliban telah melarang semua transaksi mata uang asing dan mendesak AS untuk meringankan sanksi serta melepaskan aset luar negeri Afghanistan agar pemerintah dapat membayar guru, dokter, dan pegawai sektor publik lainnya.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Perang Gaza dan Ukraina...
Perang Gaza dan Ukraina Bukti PBB Gagal Jalankan Fungsinya, Masihkah Berharap pada PBB?
Taliban Eksekusi 4 Pria...
Taliban Eksekusi 4 Pria di Stadion Afghanistan yang Penuh Sesak
Kenapa Bendera Timnas...
Kenapa Bendera Timnas Afghanistan Tidak Diganti Bendera Taliban di Event Internasional?
Rusia Hapus Taliban...
Rusia Hapus Taliban dari Daftar Teroris, Afghanistan Perluas Kerja Sama
Taiwan Lawan Tekanan...
Taiwan Lawan Tekanan China di PBB, Tegaskan Status sebagai Negara Berdaulat
Tak Tiru Ukraina, Taliban...
Tak Tiru Ukraina, Taliban Tidak Akan Tawarkan Mineral Langka ke AS
Putin Usul PBB Memerintah...
Putin Usul PBB Memerintah Sementara Ukraina, Ini Tujuan Pentingnya
Mantan PM Malaysia Abdullah...
Mantan PM Malaysia Abdullah Ahmad Badawi Meninggal Dunia di Usia 85 Tahun
Kerja Sama Antariksa,...
Kerja Sama Antariksa, Rusia Siap Bantu Indonesia Kirim Kosmonot ke Luar Angkasa
Rekomendasi
Lantik Dirut BLU PPK...
Lantik Dirut BLU PPK Kemayoran, Wamen Sekneg: Terus Berinovasi dan Bertugas Profesional
Mana Penulisan yang...
Mana Penulisan yang Benar, Komplit atau Komplet?
1 Pati dan 4 Pamen Polri...
1 Pati dan 4 Pamen Polri Digeser ke Daerah pada Mutasi April 2025
Berita Terkini
Perang Dagang Sengit,...
Perang Dagang Sengit, Diplomat Beijing: Gaun Sekretaris Pers Gedung Putih Buatan China
35 menit yang lalu
AS Kembali Tangkap Mahasiswa...
AS Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina, Namanya Mohsen Mahdawi
1 jam yang lalu
Kepala Pentagon: China...
Kepala Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Kapal Induk AS dalam 20 Menit
2 jam yang lalu
Jenderal Tertinggi Israel...
Jenderal Tertinggi Israel Sebut Menaklukkan Gaza Adalah Fantasi, Ini Alasannya
3 jam yang lalu
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
4 jam yang lalu
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
5 jam yang lalu
Infografis
Ngonten di Depan Rumah...
Ngonten di Depan Rumah Korban Kebakaran LA, Uya Kuya Bakal Diperiksa MKD
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved