Korban Pembantaian di Penjara Ekuador Bertambah, 68 Tewas dan 25 Terluka

Minggu, 14 November 2021 - 08:44 WIB
loading...
A A A


Lasso, seorang mantan bankir berusia 65 tahun, mengatakan negara membutuhkan alat konstitusional untuk melindungi penduduk, memulihkan ketertiban di penjara dan melawan mafia yang mendapat untung dari kekacauan.

Mantan direktur intelijen militer Ekuador, Kolonel Mario Pazmino, mengatakan kekerasan terbaru menunjukkan bahwa pemerintah tidak mampu memerangi ancaman yang telah lepas kendali sejak lama.

Dikatakan Pazmino kekerasan meningkat ketika geng kriminal lokal mulai bekerja untuk kartel-kartel narkoba yang saling bersaing Sinaloa Meksiko dan Jalisco Generasi Baru.

“Tingkat korupsi sangat tinggi sehingga staf dan petugas penjara benar-benar korup dan para tahanan menjalankan penjara,” ujar Pazmino.

"Ini benar-benar kekacauan," imbuhnya.

"Situasi ini diperburuk oleh sistem peradilan yang tidak beroperasi yang berarti banyak tahanan dipenjara sebelum hukuman," kata Pazmino, yang mengarah pada kepadatan dan bercampurnya penjahat yang sangat berbahaya dengan tahanan yang dipenjara karena dugaan pencurian atau penggunaan narkoba.



Sebanyak 11 orang ditemukan gantung diri di penjara yang sama pada Oktober. Pihak berwenang mengatakan mereka mungkin bunuh diri.

Pembantaian terakhir terjadi di penjara Litoral, penjara yang sama di mana setidaknya 119 narapidana kehilangan nyawa mereka lebih dari sebulan sebelumnya dalam kerusuhan penjara paling mematikan di negara itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1256 seconds (0.1#10.140)