Korban Pembantaian di Penjara Ekuador Bertambah, 68 Tewas dan 25 Terluka

Minggu, 14 November 2021 - 08:44 WIB
loading...
Korban Pembantaian di...
Sebanyak 68 napi tewas dalam kerusuhan yang berujung pada pembantaian di penjara Ekuador. Foto/Quicktelecast
A A A
QUITO - Sedikitnya 68 tahanan tewas dan 25 lainnya cedera setelah perang geng pecah di sebuah penjara di kota Guayaquil, Ekuador pada Jumat malam. Demikian pernyataan kantor jaksa agung Ekuador Sabtu.

Ini adalah pertumpahan darah terbaru dalam gelombang kekerasan di penjara Ekuador tahun ini yang mendorong korban tewas menjadi lebih dari 280 narapidana. Skala dan kebiadaban kekerasan antara geng-geng penyelundup narkoba yang bersaing memperebutkan kendali penjara telah mengejutkan negara itu.

Pembantaian terbaru tidak terkecuali. Video di media sosial yang konon diposting oleh narapidana semalam menunjukkan para korban dipukuli dan dibakar hidup-hidup di halaman penjara.

Video lain menunjukkan tahanan meminta bantuan untuk menghentikan kekerasan saat tembakan dan ledakan terdengar di belakang mereka. The Guardian tidak dapat secara independen memverifikasi asal video tersebut.

Baca juga: Kerusuhan Penjara Ekuador Berubah Jadi Pembantaian Sadis, 58 Napi Tewas

Menurut gubernur provinsi Guayas tempat Guayaquil berada, Pablo Arosemena, pertumpahan darah itu dipicu oleh kekosongan kekuasaan setelah pembebasan seorang pemimpin geng.

“Blok sel lain dengan kelompok lain ingin menaklukkan mereka, masuk ke dalam dan melakukan pembantaian total,” katanya dalam konferensi pers, seperti dikutip dari media yang berbasis di Inggris itu, Minggu (14/11/2021).

Presiden Ekuador, Guillermo Lasso, melalui akun Twitternya mengecam hakim pengadilan. Dia menuduh mereka membatasi kemampuan negara untuk memerangi kekerasan dengan membatasi keadaan darurat 60 hari dalam sistem penjara – yang diumumkan pada akhir September – yang bertujuan untuk membebaskan pendanaan dan memungkinkan kontrol yang lebih tinggi dengan bantuan militer.

“Tugas dasar negara adalah menjamin kehidupan warga negara, tanpa diskriminasi. Itu adalah hak asasi manusia yang mendasar," cuit Lasso.

“Sayangnya, hari ini pekerjaan itu dibuat tidak mungkin oleh keputusan pengadilan yang memberlakukan pembatasan berlebihan pada koordinasi antara pasukan keamanan negara untuk mempertahankan hidup. Mereka tidak mengizinkan kami untuk mempertahankan hidup,” katanya.

Baca juga: Perang Geng Tewaskan 116 Napi di Penjara, Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Lasso, seorang mantan bankir berusia 65 tahun, mengatakan negara membutuhkan alat konstitusional untuk melindungi penduduk, memulihkan ketertiban di penjara dan melawan mafia yang mendapat untung dari kekacauan.

Mantan direktur intelijen militer Ekuador, Kolonel Mario Pazmino, mengatakan kekerasan terbaru menunjukkan bahwa pemerintah tidak mampu memerangi ancaman yang telah lepas kendali sejak lama.

Dikatakan Pazmino kekerasan meningkat ketika geng kriminal lokal mulai bekerja untuk kartel-kartel narkoba yang saling bersaing Sinaloa Meksiko dan Jalisco Generasi Baru.

“Tingkat korupsi sangat tinggi sehingga staf dan petugas penjara benar-benar korup dan para tahanan menjalankan penjara,” ujar Pazmino.

"Ini benar-benar kekacauan," imbuhnya.

"Situasi ini diperburuk oleh sistem peradilan yang tidak beroperasi yang berarti banyak tahanan dipenjara sebelum hukuman," kata Pazmino, yang mengarah pada kepadatan dan bercampurnya penjahat yang sangat berbahaya dengan tahanan yang dipenjara karena dugaan pencurian atau penggunaan narkoba.

Baca juga: Ngeri, Pertarungan Geng-geng di Penjara Ekuador Tewaskan Lebih dari 100 Orang

Sebanyak 11 orang ditemukan gantung diri di penjara yang sama pada Oktober. Pihak berwenang mengatakan mereka mungkin bunuh diri.

Pembantaian terakhir terjadi di penjara Litoral, penjara yang sama di mana setidaknya 119 narapidana kehilangan nyawa mereka lebih dari sebulan sebelumnya dalam kerusuhan penjara paling mematikan di negara itu.

Operasi polisi sejak keadaan darurat diumumkan – terutama di penjara Litoral – telah menemukan penyimpanan senjata, granat, pisau, amunisi, ponsel dan obat-obatan.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
10 Fakta Mengerikan...
10 Fakta Mengerikan Penjara Alcatraz, Salah Satunya Tak Ada Harapan untuk Melarikan Diri
Trump Perintahkan Pembukaan...
Trump Perintahkan Pembukaan Kembali Penjara Alcatraz untuk Penjahat Paling Kejam di AS
Eks PM Tunisia Divonis...
Eks PM Tunisia Divonis Hukuman 34 Tahun Penjara
Untuk Pertama Kalinya,...
Untuk Pertama Kalinya, Italia Buka Ruang Seks di Penjara untuk Napi
Siapa Yamaguchi-gumi?...
Siapa Yamaguchi-gumi? Sindikat Yakuza Terbesar dan Terkaya di Jepang
Mantan PNS Ini Dihukum...
Mantan PNS Ini Dihukum Penjara 468 Tahun dan Denda Rp674,6 Miliar atas Pencucian Uang
Trump Perintahkan Pembukaan...
Trump Perintahkan Pembukaan Kembali Penjara Alcatraz
India Kirim Drone Pembawa...
India Kirim Drone Pembawa Bom Buatan Israel ke Pakistan, WNI Diminta Tak Keluar Rumah
Terungkap! Intelijen...
Terungkap! Intelijen Pakistan Endus Rencana Serangan India
Rekomendasi
Legislator Partai Perindo...
Legislator Partai Perindo Salomiel Arnius Apresiasi Respons Cepat Pemda Kupang Atasi Abrasi di Lahan Bawang
Apa Hukum Vasektomi...
Apa Hukum Vasektomi dalam Islam? Ini Penjelasannya
Bisnis PGE Tetap Solid,...
Bisnis PGE Tetap Solid, Bukti Panas Bumi Punya Prospek Menjanjikan di Indonesia
Berita Terkini
Serangan Balasan Pakistan...
Serangan Balasan Pakistan Gempur Lokasi Penyimpanan Rudal India
Perang Menggila, India...
Perang Menggila, India Serang 3 Pangkalan Udara Pakistan
BREAKING NEWS! Pakistan...
BREAKING NEWS! Pakistan Balas Serangan India, Luncurkan Operasi Bunyan Marsoos
Hamas Berharap Paus...
Hamas Berharap Paus Leo XIV Perkuat Dukungan pada Mereka yang Tertindas
Pagar Baru Israel Ubah...
Pagar Baru Israel Ubah Kota Palestina Jadi Penjara Terbuka
Turki Dukung Pakistan,...
Turki Dukung Pakistan, Israel Dukung India, Negara-negara Teluk Ingin Mediasi
Infografis
Rendang dan Gulai Masuk...
Rendang dan Gulai Masuk Daftar Rebusan Terenak di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved