Mendebarkan, Kapal Perang Rusia Gagalkan Aksi Perompak Kapal Kontainer
loading...
A
A
A
BIOKO - Perompak yang berharap membajak satu kapal kontainer di Teluk Guinea melihat rencana mereka hancur berantakan. Satu helikopter yang penuh dengan marinir Rusia datang menyelamatkan kapal kontainer itu.
Saat para perompak beraksi, satu kapal perusak Armada Utara Rusia kebetulan sedang berpatroli di daerah tersebut.
Kapal kontainer MSC Lucia mengibarkan bendera Panama dan menuju Togo, saat mengirimkan panggilan darurat sekitar pukul 1 siang waktu setempat pada Senin (25/10/2021).
Saat itu kapal kontainer disandera perompak bersenjata sekitar 86 mil laut barat daya Terminal Agbami di pantai Nigeria.
Sinyal darurat tersebut ditangkap kapal destroyer rudal Vice-Admiral Kulakov, yang berada di area tersebut untuk melakukan operasi keamanan maritim.
Awak Lucia berlindung di ruang mesin, sementara kapal destroyer dengan cepat mengirim helikopter Ka-27PS dengan marinir bersenjata lengkap di dalamnya.
“Setelah melihat helikopter, para perompak meninggalkan kapal, naik ke kapal cepat dan menuju ke pantai dengan kecepatan penuh," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.
Marinir Kulakov kemudian mendarat di Lucia dan melakukan penyisiran kapal untuk memastikannya aman dari para perompak.
Kapal destroyer kelas Udaloy tiba di Teluk Guinea pada 11 Oktober, untuk patroli anti-pembajakan selama tiga pekan. Operasi itu telah mencegah pembajakan kapal berbendera Panama lainnya.
Hampir seperempat dari semua kapal kargo di dunia terdaftar di Panama, mengambil keuntungan dari peraturan maritim negara Amerika Tengah itu.
Lucia dimiliki perusahaan Swiss-Italia Mediterranean Shipping Company (MSC).
Ditemani kapal tanker Academic Pashin dan kapal penyelamat Altai, Kulakov telah ditempatkan dalam jarak jauh sejak Juni, ketika meninggalkan pangkalan Armada Utara di Severomorsk.
Kapal telah mengambil bagian dalam parade angkatan laut Kronstadt, melakukan pelatihan perang anti-kapal selam di Atlantik, dan menyeberangi Mediterania ke Suriah dan kembali, sebelum tiba di Teluk Guinea.
Gugus tugas itu telah mengunjungi pelabuhan di lima negara, dan melakukan perjalanan lebih dari 20.000 mil laut.
Lihat Juga: Putin Tantang AS Kerahkan Sistem Rudal Canggih THAAD ke Ukraina untuk Lawan Senjata Rusia
Saat para perompak beraksi, satu kapal perusak Armada Utara Rusia kebetulan sedang berpatroli di daerah tersebut.
Kapal kontainer MSC Lucia mengibarkan bendera Panama dan menuju Togo, saat mengirimkan panggilan darurat sekitar pukul 1 siang waktu setempat pada Senin (25/10/2021).
Saat itu kapal kontainer disandera perompak bersenjata sekitar 86 mil laut barat daya Terminal Agbami di pantai Nigeria.
Sinyal darurat tersebut ditangkap kapal destroyer rudal Vice-Admiral Kulakov, yang berada di area tersebut untuk melakukan operasi keamanan maritim.
Awak Lucia berlindung di ruang mesin, sementara kapal destroyer dengan cepat mengirim helikopter Ka-27PS dengan marinir bersenjata lengkap di dalamnya.
“Setelah melihat helikopter, para perompak meninggalkan kapal, naik ke kapal cepat dan menuju ke pantai dengan kecepatan penuh," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.
Marinir Kulakov kemudian mendarat di Lucia dan melakukan penyisiran kapal untuk memastikannya aman dari para perompak.
Kapal destroyer kelas Udaloy tiba di Teluk Guinea pada 11 Oktober, untuk patroli anti-pembajakan selama tiga pekan. Operasi itu telah mencegah pembajakan kapal berbendera Panama lainnya.
Hampir seperempat dari semua kapal kargo di dunia terdaftar di Panama, mengambil keuntungan dari peraturan maritim negara Amerika Tengah itu.
Lucia dimiliki perusahaan Swiss-Italia Mediterranean Shipping Company (MSC).
Ditemani kapal tanker Academic Pashin dan kapal penyelamat Altai, Kulakov telah ditempatkan dalam jarak jauh sejak Juni, ketika meninggalkan pangkalan Armada Utara di Severomorsk.
Kapal telah mengambil bagian dalam parade angkatan laut Kronstadt, melakukan pelatihan perang anti-kapal selam di Atlantik, dan menyeberangi Mediterania ke Suriah dan kembali, sebelum tiba di Teluk Guinea.
Gugus tugas itu telah mengunjungi pelabuhan di lima negara, dan melakukan perjalanan lebih dari 20.000 mil laut.
Lihat Juga: Putin Tantang AS Kerahkan Sistem Rudal Canggih THAAD ke Ukraina untuk Lawan Senjata Rusia
(sya)