Rusia Marah Jenderalnya Dibunuh: Negara-negara NATO Jadi Target Sah!
loading...
A
A
A
MOSKOW - Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev marah atas pembunuhan Letnan Jenderal Igor Kirillov, yang mengepalai Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi Rusia.
Dia menyalahkan Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv, menyebut mereka sebagai target sah militer Moskow.
Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, pada hari Rabu mengecam harian Inggris The Times karena membenarkan pembunuhan Kirillov dalam editorialnya.
Dalam artikel editorial yang diterbitkan pada hari Selasa, media tersebut menyatakan sumber internal dinas keamanan Ukraina mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan jenderal tersebut.
Media itu kemudian menggambarkan pembunuhan sang jenderal sebagai "tindakan pembelaan yang sah oleh negara yang terancam."
"Pembunuhan itu merupakan serangan diskriminatif terhadap seorang agresor," tulis The Times.
Kirillov tewas dalam ledakan di luar kediamannya pada Selasa pagi. Penyidik Rusia mengatakan sebuah alat peledak rakitan (IED) yang diisi hingga 1 kg TNT dipasang pada skuter listrik yang diparkir di dekat pintu masuk bangunan.
Penyidik menduga dinas khusus Ukraina mengatur serangan itu, yang terjadi beberapa jam setelah sang jenderal dituduh oleh Kyiv terkait dengan penggunaan senjata kimia di medan perang, sebuah klaim yang dibantah Moskow.
"Tidak mungkin mengabaikan editorial yang dimuat di The Times, di mana para bajingan itu menyebut serangan teroris terhadap Igor Kirillov dan asistennya sebagai 'tindakan pembelaan yang sah'," kesal Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.
Dia menyalahkan Ukraina dan negara-negara NATO pendukung Kyiv, menyebut mereka sebagai target sah militer Moskow.
Medvedev, yang juga mantan presiden Rusia, pada hari Rabu mengecam harian Inggris The Times karena membenarkan pembunuhan Kirillov dalam editorialnya.
Dalam artikel editorial yang diterbitkan pada hari Selasa, media tersebut menyatakan sumber internal dinas keamanan Ukraina mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan jenderal tersebut.
Media itu kemudian menggambarkan pembunuhan sang jenderal sebagai "tindakan pembelaan yang sah oleh negara yang terancam."
"Pembunuhan itu merupakan serangan diskriminatif terhadap seorang agresor," tulis The Times.
Kirillov tewas dalam ledakan di luar kediamannya pada Selasa pagi. Penyidik Rusia mengatakan sebuah alat peledak rakitan (IED) yang diisi hingga 1 kg TNT dipasang pada skuter listrik yang diparkir di dekat pintu masuk bangunan.
Penyidik menduga dinas khusus Ukraina mengatur serangan itu, yang terjadi beberapa jam setelah sang jenderal dituduh oleh Kyiv terkait dengan penggunaan senjata kimia di medan perang, sebuah klaim yang dibantah Moskow.
"Tidak mungkin mengabaikan editorial yang dimuat di The Times, di mana para bajingan itu menyebut serangan teroris terhadap Igor Kirillov dan asistennya sebagai 'tindakan pembelaan yang sah'," kesal Medvedev dalam sebuah unggahan di Telegram.