Iran Puji Misi 'Bersejarah' di Samudra Atlantik, Hina 'Kekuatan Arogan'
loading...
A
A
A
TEHERAN - Militer Iran memuji akhir dari misi yang sukses saat armada angkatan laut strategisnya yang ke-77 menjelajah ke Atlantik untuk pertama kalinya.
Armada itu kembali ke Iran, menempuh jarak sekitar 45.000 km (28.000 mil laut).
Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Shahram Irani memuji para pelaut atas keberhasilan pelayaran mereka. "Ini peristiwa militer bersejarah terbesar di medan laut," papar dia.
“Dia mengatakan armada itu terdiri dari kapal perusak Sahand dan kapal pendukung logistik pengumpul intelijen Makran,” ungkap laporan kantor berita Iran Mehr.
Irani mengatakan armada tersebut telah melakukan perjalanan melintasi tiga samudera yakni Hindia, Atlantik Selatan dan Atlantik Utara yang mencakup sekitar 45.000 km (28.000 mil laut).
Laksamana itu mengklaim misi itu telah menunjukkan kepercayaan diri Iran di panggung global, tetapi menekankan negaranya mengundang semua mitra regional untuk bersatu dalam “perdamaian dan persahabatan.”
Menurut dia, terlepas dari berbagai sanksi dan “tekanan habis-habisan” yang dikenakan pada Iran, misi tersebut telah menunjukkan Iran dapat mengatasi kesulitan seperti itu dengan menggunakan “kekuatan domestiknya.”
“Kapal perusak Sahand yang diproduksi secara lokal menggambarkan pencapaian ilmiah bangsa,” ungkap dia.
Dia menambahkan misi tersebut menunjukkan “kemampuan dan otoritas” negara itu di perairan di mana “kekuatan arogan hadir.”
Istilah "sombong" atau "kekuatan arogan" digunakan di Iran untuk merujuk pada Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat serta Israel.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan misi itu "sangat mengkhawatirkan."
Para pejabat AS awalnya percaya kapal-kapal itu menuju ke Venezuela untuk memenuhi perjanjian senjata yang dibuat dengan negara itu tahun lalu, tetapi sebaliknya mereka berlayar ke utara, mengikuti pantai barat Afrika, memasuki Selat Inggris, dan menuju Saint Petersburg untuk menghadiri acara memperingati 325 tahun berdirinya Angkatan Laut Rusia pada Juli, sebelum kembali ke Iran.
Kedua kapal tersebut dikembangkan secara lokal sebagai bagian dari upaya Iran memodernisasi kekuatan pertahanannya terlepas dari sanksi AS.
Armada itu kembali ke Iran, menempuh jarak sekitar 45.000 km (28.000 mil laut).
Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Muda Shahram Irani memuji para pelaut atas keberhasilan pelayaran mereka. "Ini peristiwa militer bersejarah terbesar di medan laut," papar dia.
“Dia mengatakan armada itu terdiri dari kapal perusak Sahand dan kapal pendukung logistik pengumpul intelijen Makran,” ungkap laporan kantor berita Iran Mehr.
Irani mengatakan armada tersebut telah melakukan perjalanan melintasi tiga samudera yakni Hindia, Atlantik Selatan dan Atlantik Utara yang mencakup sekitar 45.000 km (28.000 mil laut).
Laksamana itu mengklaim misi itu telah menunjukkan kepercayaan diri Iran di panggung global, tetapi menekankan negaranya mengundang semua mitra regional untuk bersatu dalam “perdamaian dan persahabatan.”
Menurut dia, terlepas dari berbagai sanksi dan “tekanan habis-habisan” yang dikenakan pada Iran, misi tersebut telah menunjukkan Iran dapat mengatasi kesulitan seperti itu dengan menggunakan “kekuatan domestiknya.”
“Kapal perusak Sahand yang diproduksi secara lokal menggambarkan pencapaian ilmiah bangsa,” ungkap dia.
Dia menambahkan misi tersebut menunjukkan “kemampuan dan otoritas” negara itu di perairan di mana “kekuatan arogan hadir.”
Istilah "sombong" atau "kekuatan arogan" digunakan di Iran untuk merujuk pada Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat serta Israel.
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan misi itu "sangat mengkhawatirkan."
Para pejabat AS awalnya percaya kapal-kapal itu menuju ke Venezuela untuk memenuhi perjanjian senjata yang dibuat dengan negara itu tahun lalu, tetapi sebaliknya mereka berlayar ke utara, mengikuti pantai barat Afrika, memasuki Selat Inggris, dan menuju Saint Petersburg untuk menghadiri acara memperingati 325 tahun berdirinya Angkatan Laut Rusia pada Juli, sebelum kembali ke Iran.
Kedua kapal tersebut dikembangkan secara lokal sebagai bagian dari upaya Iran memodernisasi kekuatan pertahanannya terlepas dari sanksi AS.
(sya)