Taliban Nyatakan Musik Haram, Tembak Mati Penyanyi Folk di Kepalanya

Selasa, 31 Agustus 2021 - 15:34 WIB
loading...
Taliban Nyatakan Musik Haram, Tembak Mati Penyanyi Folk di Kepalanya
Fawad Andarabi, penyanyi folk Afghanistan yang dibunuh kelompok Taliban. Foto/Twitter via Al Arabiya
A A A
KABUL - Aksi milisi Taliban membunuh seorang penyanyi folk Afghanistan telah dikonfirmasi keluarganya. Penyanyi bernama Fawad Andarabi itu ditembak mati di bagian kepalanya hanya beberapa hari setelah kelompok tersebut menyatakan musik dilarang atau haram dalam Islam.

Keluarga Fawad Andarabi mengatakan kepada Associated Press (AP),Selasa (31/8/2021), bahwa dia ditembak mati pada hari Jumat pekan lalu ketika para milisi Taliban memasuki rumahnya. Sebelumnya, para milisi itu menggeledahnya dan bahkan minum teh bersamanya.



"Mereka menembaknya di kepala di tanah pertanian," kata putra korban, Jawad, tentang pembunuhan di wilayah Lembah Andarabi.

"Dia tidak bersalah, seorang penyanyi yang hanya menghibur orang," lanjut putra korban.

Menurut Jawad, ayahnya hanya memainkan alat musik sejenis kecapi yang disebut ghichak dan menyanyikan lagu-lagu tradisional tentang negaranya.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada AP bahwa kelompoknya akan menyelidiki insiden itu. Dia mengaku tidak memiliki rincian informasi lain tentang pembunuhan di wilayah yang berjarak sekitar 60 mil utara Kabul tersebut.

Pembunuhan terhadap penyanyi itu terjadi hanya beberapa hari setelah Mujahid mengatakan kepada New York Times bahwa musik dilarang di Afghanistan, sama seperti selama pemerintahan brutal kelompok itu dari tahun 1996 hingga 2001.

"Musik dilarang dalam Islam," kata Mujahid kepada surat kabar itu, saat memaparkan alasan pelarangan musik di Afghanistan.

"Kami berharap kami dapat membujuk orang untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu, alih-alih menekan mereka."



Informasi tentang eksekusi terhadap penyanyi folk itu awalnya disampaikan mantan menteri dalam negeri Afghanistan, Masoud Andarabi. Dia membagikan rekaman penyanyi itu saat tampil, dengan mengatakan bahwa sang penyanyi telah dibunuh secara brutal hanya karena membawa kegembiraan di Lembah Andarabi dan orang-orangnya.

"Saat dia bernyanyi di sini 'lembah kita yang indah....tanah nenek moyang kita...' tidak akan tunduk pada kebrutalan Taliban," tulis mantan menteri tersebut di akun Twitter-nya, @andarabi.

Karima Bennoune, pelapor khusus PBB untuk hak budaya, mengatakan dia sangat prihatin atas pembunuhan Fawad Andarabi.

"Kami menyerukan kepada pemerintah untuk menuntut Taliban menghormati hak asasi seniman," tulis dia di Twitter.

Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty International, juga mengecam pembunuhan itu.

"Ada banyak bukti bahwa Taliban tahun 2021 sama dengan Taliban yang tidak toleran, kejam, dan represif tahun 2001," katanya. "Tidak ada yang berubah di bagian depan itu."
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)