Haramkan Musik, Taliban Bunuh Penyanyi Folk Afghanistan Fawad Andarabi

Senin, 30 Agustus 2021 - 09:21 WIB
loading...
Haramkan Musik, Taliban...
Fawad Andarabi, penyanyi folk Afghanistan yang dibunuh kelompok Taliban. Foto/Twitter via Al Arabiya
A A A
KABUL - Kelompok Taliban membunuh seorang penyanyi folk Afghanistan , Fawad Andarabi. Pembunuhan itu terjadi hanya beberapa hari kelompok itu melarang atau mengharamkan musik di negara tersebut.

Pembunuhan terhadap musisi folk itu diungkap mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Masoud Andarabi dalam sebuah tweet pada hari Sabtu pekan lalu.



"Kebrutalan Taliban berlanjut di Andarab. Hari ini mereka secara brutal membunuh penyanyi folkloric, Fawad Andarabi yang hanya membawa kegembiraan bagi lembah ini dan penduduknya. Saat dia bernyanyi di sini 'lembah kita yang indah....tanah nenek moyang kita...' tidak akan tunduk pada kebrutalan Taliban," tulis mantan menteri tersebut di akun Twitter-nya, @andarabi,yang dilansir Al Arabiya, Minggu (29/8/2021).

Desa Andarab berada di dekat Lembah Panjshir. Kawasan lembah itu menampung pasukan perlawanan yang menolak kekuasaan Taliban.

Beberapa hari sebelum pembunuhan terhadap penyanyi itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada New York Times bahwa musik dilarang dimainkan di Afghanistan. Alasannya, kata dia, musik dilarang dalam Islam.

“Musik dilarang dalam Islam, tetapi kami berharap kami dapat membujuk orang untuk tidak melakukan hal-hal seperti itu, daripada menekan mereka,” kata Mujahid kepada New York Times.

Meskipun kelompok tersebut telah mengambil nada yang lebih lembut di depan umum jika dibandingkan dengan pemerintahan mereka pada tahun 1996-2001, ada kekhawatiran akan kembalinya rezim yang represif.



Sebelumnya, penyanyi pop Afghanistan Aryana Sayeed mem-posting di Instagram pada 21 Agustus yang menyatakan bahwa dia telah berhasil melarikan diri dari negara itu dan sedang dalam perjalanan ke Istanbul.

Mujahid, dalam konferensi pers Selasa lalu, mengatakan kepada para perempuan dan anak-anak untuk tinggal di rumah. Menurutnya, pasukan Taliban tidak dilatih untuk memastikan keselamatan mereka.

Arahan tersebut melemahkan upaya kelompok tersebut untuk menghadirkan front yang lebih toleran, membawa kembali ingatan tentang aturan pertama mereka di mana perempuan dilarang pergi bekerja dan meninggalkan rumah.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3172 seconds (0.1#10.140)