Kisah Tragis Mantan Tentara Elite Afghanistan di India, dari Bekerja Tukang Cukur dari Hidup Menderita

Sabtu, 16 Maret 2024 - 17:17 WIB
loading...
Kisah Tragis Mantan...
Banyak mantan tentara Afghanistan menderita di negara asing. Foto/Reuters
A A A
NEW DELHI - Saat ini hampir pukul 5:40 malam. Sebuah salon rambut di kawasan New Friends Colony yang ramai di New Delhi semarak dengan suara dengungan gunting dan pelanggan yang berceloteh. Udara kental dengan aroma hair spray dan aftershave.

Zaki Marzai, 29, berdiri di belakang kursi tukang cukur berwarna coklat, tangannya bergerak dengan presisi saat memotong rambut pelanggan.

Rak kayu di dinding berisi botol sampo dan produk penataan rambut berwarna-warni. Cermin memantulkan Marzai, matanya terfokus pada rambut di hadapannya. Pelanggannya terlihat puas.

Namun Marzai lebih memilih berada di tempat lain – dengan senapan di tangannya, bukan pisau cukur.

Tiga tahun lalu, Marzai adalah seorang prajurit di pasukan khusus elit tentara Afghanistan , melawan Taliban dalam perang yang dimulai dengan invasi pasukan Amerika Serikat dan NATO ke negara itu setelah serangan 9/11. Pemerintah Afghanistan yang didukung Barat memihak AS dalam perang yang berlangsung selama 20 tahun tersebut. Marzai bergabung dengan tentara pada tahun 2015 sebagai sersan dan berada di jalur yang tepat untuk menjadi perwira militer.

Semuanya berubah pada 20 Juni 2018.

Sebelum Marzai dan rekan-rekannya menyadari apa yang terjadi, 25 tentara tewas di tempat dan enam lainnya luka-luka. Peluru menembus dagu dan kaki kanan Marzai.

“Serangannya sangat hebat sehingga kami tidak bisa berbuat apa-apa. Peluru datang dari keempat sisi. Kami sedang duduk bebek. Taliban memusnahkan seluruh kamp,” kenangnya. Menurut Institut Perdamaian Amerika Serikat, diperkirakan 70.000 personel militer dan polisi Afghanistan kehilangan nyawa dalam dua dekade perang di Afghanistan.

Butuh waktu delapan jam sebelum bantuan tiba untuk menyelamatkan korban luka. Marzai yang kehilangan banyak darah pertama kali dibawa ke rumah sakit terdekat di Ghazni dan segera dipindahkan ke rumah sakit di Kabul untuk perawatan lebih lanjut pada rahangnya.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1182 seconds (0.1#10.140)