Hasil Referendum Putuskan Swiss Larang Burqa
loading...
A
A
A
ZURICH - Hasil referendum di Swiss yang digelar hari Minggu memutuskan bahwa negara itu melarang pemakaian burqa atau busana penutup wajah.
Usulan referendum ini dirancang oleh kubu sayap kanan di negara itu. Hasil pemungutan suara referendum menunjukkan 51,2% : 48,8% untuk kemenangan kubu yang setuju larangan burqa.
Hasil itu juga otomatis akan mengubah konstitusi Swiss.
Proposal referendum di bawah sistem demokrasi langsung Swiss tersebut tidak menyebutkan busana burqa secara langsung. Itu juga bertujuan untuk menghentikan pengunjuk rasa jalanan yang menggunakan topeng. Namun, politisi lokal, media dan juru kampanye telah menjulukinya sebagai larangan burqa.
”Di Swiss, tradisi kami adalah menunjukkan wajah Anda. Itu adalah tanda kebebasan dasar kami," kata Walter Wobmann, ketua komite referendum dan anggota parlemen untuk Partai Rakyat Swiss, sebelum pemungutan suara.
“Penutup wajah adalah simbol politik Islam ekstrem yang telah menjadi semakin menonjol di Eropa dan tidak memiliki tempat di Swiss," katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (8/3/2021).
Kelompok Muslim mengutuk pemungutan suara itu dan mengatakan mereka akan menggugatnya.
”Keputusan hari ini membuka luka lama, semakin memperluas prinsip ketidaksetaraan hukum, dan mengirimkan sinyal yang jelas untuk mengucilkan minoritas Muslim,” kata Dewan Pusat Muslim di Swiss.
Usulan referendum ini dirancang oleh kubu sayap kanan di negara itu. Hasil pemungutan suara referendum menunjukkan 51,2% : 48,8% untuk kemenangan kubu yang setuju larangan burqa.
Hasil itu juga otomatis akan mengubah konstitusi Swiss.
Proposal referendum di bawah sistem demokrasi langsung Swiss tersebut tidak menyebutkan busana burqa secara langsung. Itu juga bertujuan untuk menghentikan pengunjuk rasa jalanan yang menggunakan topeng. Namun, politisi lokal, media dan juru kampanye telah menjulukinya sebagai larangan burqa.
”Di Swiss, tradisi kami adalah menunjukkan wajah Anda. Itu adalah tanda kebebasan dasar kami," kata Walter Wobmann, ketua komite referendum dan anggota parlemen untuk Partai Rakyat Swiss, sebelum pemungutan suara.
“Penutup wajah adalah simbol politik Islam ekstrem yang telah menjadi semakin menonjol di Eropa dan tidak memiliki tempat di Swiss," katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (8/3/2021).
Kelompok Muslim mengutuk pemungutan suara itu dan mengatakan mereka akan menggugatnya.
”Keputusan hari ini membuka luka lama, semakin memperluas prinsip ketidaksetaraan hukum, dan mengirimkan sinyal yang jelas untuk mengucilkan minoritas Muslim,” kata Dewan Pusat Muslim di Swiss.