Pasukan Khusus Jerman Disangka Teroris Selama Latihan di AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Dua anggota Pasukan Khusus Jerman telah disangka sebagai teroris selama latihan di Amerika Serikat (AS). Keduanya bertindak mencurigakan saat mendatangi sebuah rumah sakit sehingga dilaporkan FBI.
Menurut media Jerman, Der Spiegel mengutip sumber yang mengetahui masalah itu, Komando Pasukan Khusus (KSK) Bundeswehr sedang menyelesaikan kursus parasut sebagai bagian dari latihan militer di negara bagian Arizona, AS, yang dimulai pada awal tahun.
Laporan Der Spiegel mengatakan insiden itu terjadi ketika kedua prajurit tersebut memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit terdekat untuk mengetahui apakah tentara Jerman dapat dirawat di sana jika mereka terluka atau tertular COVID-19.
Der Spiegel, yang dilansir Senin (22/2/2021), menulis bahwa permintaan tentang kemungkinan keadaan darurat adalah normal, tetapi mencatat bahwa prajurit tersebut menunjukkan "perilaku yang aneh".
Ketika staf rumah sakit meminta mereka untuk menunjukkan ID mereka, kedua prajurit berpakaian preman tersebut menolak dan malah menunjukkan perintah berbaris NATO.
Majalah Jerman tersebut menulis bahwa keduanya bertindak sangat mencurigakan sehingga staf rumah sakit memberi tahu FBI. Mereka mengira kedua prajurit Jerman itu adalah teroris yang memata-matai rumah sakit untuk kemudian melakukan serangan.
FBI kemudian menghubungi Kedutaan Besar Jerman di Amerika Serikat untuk mendapatkan informasi, tetapi staf kedutaan tidak dapat menjelaskan situasi karena mereka belum diberitahu tentang latihan militer karena kerahasiaan yang tinggi.
Situasi tersebut teratasi setelah agen-agen FBI melakukan beberapa panggilan ke Jerman.
Menurut media Jerman, Der Spiegel mengutip sumber yang mengetahui masalah itu, Komando Pasukan Khusus (KSK) Bundeswehr sedang menyelesaikan kursus parasut sebagai bagian dari latihan militer di negara bagian Arizona, AS, yang dimulai pada awal tahun.
Laporan Der Spiegel mengatakan insiden itu terjadi ketika kedua prajurit tersebut memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit terdekat untuk mengetahui apakah tentara Jerman dapat dirawat di sana jika mereka terluka atau tertular COVID-19.
Der Spiegel, yang dilansir Senin (22/2/2021), menulis bahwa permintaan tentang kemungkinan keadaan darurat adalah normal, tetapi mencatat bahwa prajurit tersebut menunjukkan "perilaku yang aneh".
Ketika staf rumah sakit meminta mereka untuk menunjukkan ID mereka, kedua prajurit berpakaian preman tersebut menolak dan malah menunjukkan perintah berbaris NATO.
Majalah Jerman tersebut menulis bahwa keduanya bertindak sangat mencurigakan sehingga staf rumah sakit memberi tahu FBI. Mereka mengira kedua prajurit Jerman itu adalah teroris yang memata-matai rumah sakit untuk kemudian melakukan serangan.
FBI kemudian menghubungi Kedutaan Besar Jerman di Amerika Serikat untuk mendapatkan informasi, tetapi staf kedutaan tidak dapat menjelaskan situasi karena mereka belum diberitahu tentang latihan militer karena kerahasiaan yang tinggi.
Situasi tersebut teratasi setelah agen-agen FBI melakukan beberapa panggilan ke Jerman.
(min)