Biden Tak Sudi Cabut Sanksi sebelum Iran Hentikan Pengayaan Uranium
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pemerintahannya tidak akan setuju untuk mencabut sanksi terhadap Iran sebelum Teheran menghentikan program pengayaan uraniumnya.
Sebaliknya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuntut Amerika mencabut dulu sanksinya sebelum kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Ditanya selama wawancara dengan CBS, yang akan disiarkan secara keseluruhan pada Minggu malam waktu Washington, apakah dia akan memperhatikan permintaan Iran untuk mencabut sanksi terlebih dahulu untuk memfasilitasi pembicaraan, Biden mengatakan; "Tidak."
Sebagai tindak lanjut, presiden ditekankan apakah Iran harus menghentikan pengayaan uranium terlebih dahulu. Dia mengangguk setuju.
Duta Besar Israel untuk AS Gilad Erdan memuji tanggapan Biden dalam wawancara dengan Channel 12. "Saya pikir itu adalah pertanda yang sangat, sangat positif," katanya yang dilansir Senin (8/2/2021).
Namun, ia menambahkan bahwa tujuan Biden untuk kembali ke kesepakatan nuklir yang secara resmi benama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 akan menjadi "kesalahan" dan mendesak pemerintah AS yang baru untuk tidak "melepaskan pengaruh" yang diciptakan oleh sanksi yang dijatuhkan oleh mantan presiden AS Donald Trump , yang keluar dari JCPOA pada tahun 2018.
Erdan mengatakan pembicaraan tentang masalah tersebut akan diadakan antara dewan keamanan nasional Israel dan Amerika. "Kami akan mencapai jalan bersama ke depan," ujarnya.
“Tujuannya adalah tujuan yang sama....untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir,” ujar diplomat Zionis tersebut.
Komentar Biden menarik garis di pasir dalam kebuntuan AS dengan Iran, yang mana Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Minggu bahwa Washington harus mencabut semua sanksi sebelum Teheran membalikkan langkah memproduksi bahan nuklir apa pun.
"Pihak dengan hak untuk menetapkan kondisi ke JCPOA adalah Iran karena mematuhi semua komitmennya, bukan AS atau 3 negara Eropa yang melanggar mereka," tulis Khamenei di Twitter, mengacu pada Prancis, Jerman, dan Inggris.
“Jika mereka ingin Iran kembali, AS harus mencabut semua sanksi. Kami akan memverifikasi dan jika itu dilakukan dengan benar, kami akan kembali ke komitmen kami," lanjut Khamenei.
Sebaliknya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuntut Amerika mencabut dulu sanksinya sebelum kembali ke kesepakatan nuklir 2015.
Ditanya selama wawancara dengan CBS, yang akan disiarkan secara keseluruhan pada Minggu malam waktu Washington, apakah dia akan memperhatikan permintaan Iran untuk mencabut sanksi terlebih dahulu untuk memfasilitasi pembicaraan, Biden mengatakan; "Tidak."
Sebagai tindak lanjut, presiden ditekankan apakah Iran harus menghentikan pengayaan uranium terlebih dahulu. Dia mengangguk setuju.
Duta Besar Israel untuk AS Gilad Erdan memuji tanggapan Biden dalam wawancara dengan Channel 12. "Saya pikir itu adalah pertanda yang sangat, sangat positif," katanya yang dilansir Senin (8/2/2021).
Namun, ia menambahkan bahwa tujuan Biden untuk kembali ke kesepakatan nuklir yang secara resmi benama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 akan menjadi "kesalahan" dan mendesak pemerintah AS yang baru untuk tidak "melepaskan pengaruh" yang diciptakan oleh sanksi yang dijatuhkan oleh mantan presiden AS Donald Trump , yang keluar dari JCPOA pada tahun 2018.
Erdan mengatakan pembicaraan tentang masalah tersebut akan diadakan antara dewan keamanan nasional Israel dan Amerika. "Kami akan mencapai jalan bersama ke depan," ujarnya.
“Tujuannya adalah tujuan yang sama....untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir,” ujar diplomat Zionis tersebut.
Komentar Biden menarik garis di pasir dalam kebuntuan AS dengan Iran, yang mana Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Minggu bahwa Washington harus mencabut semua sanksi sebelum Teheran membalikkan langkah memproduksi bahan nuklir apa pun.
"Pihak dengan hak untuk menetapkan kondisi ke JCPOA adalah Iran karena mematuhi semua komitmennya, bukan AS atau 3 negara Eropa yang melanggar mereka," tulis Khamenei di Twitter, mengacu pada Prancis, Jerman, dan Inggris.
“Jika mereka ingin Iran kembali, AS harus mencabut semua sanksi. Kami akan memverifikasi dan jika itu dilakukan dengan benar, kami akan kembali ke komitmen kami," lanjut Khamenei.
(min)