Nyamar Agar Bisa Dapat Vaksin COVID-19, Jutawan Kanada Terancam Dibui
loading...
A
A
A
OTTAWA - Pasangan jutawan asal Kanada yang melakukan perjalanan lebih dari 1.000 mil untuk mendapatkan vaksin COVID-19 yang ditujukan untuk masyarakat adat yang rentan dapat menghadapi hukuman penjara.
Eksekutif kasino Rodney Baker dan istrinya, Ekaterina Baker, seorang aktor, dikutuk secara luas setelah diketahui menyewa pesawat ke komunitas terpencil di wilayah Yukon, di mana mereka menyamar sebagai karyawan motel setempat agar bisa mendapatkan vaksin COVID-19.
Baca Juga: Terima Suap Rp3,6 T dan Punya 100 Selingkuhan, Eks Bankir China Dieksekusi
Mereka kemudian didenda USD 1.800 karena melanggar Undang-Undang Tindakan Darurat Sipil Yukon. Namun para pemimpin masyarakat berpendapat bahwa hukuman itu tidak signifikan bagi pasangan kaya itu.
Di tengah kemarahan yang berkembang, Menteri Layanan Masyarakat Yukon mengumumkan bahwa tiket pasangan itu telah ditahan dan mereka telah diberi pemberitahuan untuk hadir di pengadilan. Jika terbukti bersalah, mereka bisa menjalani hukuman hingga enam bulan penjara.
Baca Juga: Kisah Dzulqarnain, Pemimpin Hebat yang Mampu Jinakkan Yakjuj dan Makjuj
“Saya harus mengatakan saya marah dengan perilaku egois ini. Kami semua sebagai Yukoners sangat marah,” kata Menteri John Streicker.
"Saya merasa terganggu karena orang-orang memilih untuk membahayakan sesama orang Kanada dengan cara ini," imbunya seperti dikutoip dari The Guardian, Minggu (31/1/2021).
Pasangan Bakers didakwa gagal mengisolasi diri selama 14 hari dan gagal bertindak sesuai dengan pernyataan mereka saat tiba di Yukon. Mereka dijadwalkan hadir di pengadilan Whitehorse pada 4 Mei mendatang.
Streicker mengonfirmasi bahwa Royal Canadian Mounted Police juga menyelidiki tindakan pasangan tersebut.
Sebuah tim vaksin keliling dikirim ke Beaver Creek, karena perawatan kesehatan yang terbatas dan populasi lansia, banyak di antaranya berasal dari White River First Nation.
Baca Juga: Arkeolog Israel Temukan Pewarna Ungu Masa Kerajaan Nabi Daud
Streicker mengatakan anggota First Nation mengatakan mereka merasa "dilanggar" oleh perilaku pasangan itu, yang juga mendorong para pejabat di wilayah itu untuk mengubah kriteria kelayakan vaksin.
"Siapa pun yang kartu sehatnya dikeluarkan di luar wilayah itu harus menunjukkan bukti domisili," katanya.
Streicker mengatakan dia mendengar bahwa pasangan itu tidak berusaha untuk meminta maaf kepada First Nation.
Menteri Layanan Pribumi Kanada, Marc Miller, ikut mengkritik perilaku pasangan Bakers itu.
“Saya memahami orang-orang kaya ini dan saya tidak akan memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan dengan uang mereka, tetapi, Anda tahu, mungkin reparasi harus dilakukan pada tingkat tertentu,” ujarnya.
Lihat Juga: Kapal Perang AS dan Kanada Lintasi Selat Taiwan setelah China Latihan Perang Besar-besaran
Eksekutif kasino Rodney Baker dan istrinya, Ekaterina Baker, seorang aktor, dikutuk secara luas setelah diketahui menyewa pesawat ke komunitas terpencil di wilayah Yukon, di mana mereka menyamar sebagai karyawan motel setempat agar bisa mendapatkan vaksin COVID-19.
Baca Juga: Terima Suap Rp3,6 T dan Punya 100 Selingkuhan, Eks Bankir China Dieksekusi
Mereka kemudian didenda USD 1.800 karena melanggar Undang-Undang Tindakan Darurat Sipil Yukon. Namun para pemimpin masyarakat berpendapat bahwa hukuman itu tidak signifikan bagi pasangan kaya itu.
Di tengah kemarahan yang berkembang, Menteri Layanan Masyarakat Yukon mengumumkan bahwa tiket pasangan itu telah ditahan dan mereka telah diberi pemberitahuan untuk hadir di pengadilan. Jika terbukti bersalah, mereka bisa menjalani hukuman hingga enam bulan penjara.
Baca Juga: Kisah Dzulqarnain, Pemimpin Hebat yang Mampu Jinakkan Yakjuj dan Makjuj
“Saya harus mengatakan saya marah dengan perilaku egois ini. Kami semua sebagai Yukoners sangat marah,” kata Menteri John Streicker.
"Saya merasa terganggu karena orang-orang memilih untuk membahayakan sesama orang Kanada dengan cara ini," imbunya seperti dikutoip dari The Guardian, Minggu (31/1/2021).
Pasangan Bakers didakwa gagal mengisolasi diri selama 14 hari dan gagal bertindak sesuai dengan pernyataan mereka saat tiba di Yukon. Mereka dijadwalkan hadir di pengadilan Whitehorse pada 4 Mei mendatang.
Streicker mengonfirmasi bahwa Royal Canadian Mounted Police juga menyelidiki tindakan pasangan tersebut.
Sebuah tim vaksin keliling dikirim ke Beaver Creek, karena perawatan kesehatan yang terbatas dan populasi lansia, banyak di antaranya berasal dari White River First Nation.
Baca Juga: Arkeolog Israel Temukan Pewarna Ungu Masa Kerajaan Nabi Daud
Streicker mengatakan anggota First Nation mengatakan mereka merasa "dilanggar" oleh perilaku pasangan itu, yang juga mendorong para pejabat di wilayah itu untuk mengubah kriteria kelayakan vaksin.
"Siapa pun yang kartu sehatnya dikeluarkan di luar wilayah itu harus menunjukkan bukti domisili," katanya.
Streicker mengatakan dia mendengar bahwa pasangan itu tidak berusaha untuk meminta maaf kepada First Nation.
Menteri Layanan Pribumi Kanada, Marc Miller, ikut mengkritik perilaku pasangan Bakers itu.
“Saya memahami orang-orang kaya ini dan saya tidak akan memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan dengan uang mereka, tetapi, Anda tahu, mungkin reparasi harus dilakukan pada tingkat tertentu,” ujarnya.
Lihat Juga: Kapal Perang AS dan Kanada Lintasi Selat Taiwan setelah China Latihan Perang Besar-besaran
(ber)