Memanas, India Usir 6 Diplomat Kanada

Selasa, 15 Oktober 2024 - 18:30 WIB
loading...
Memanas, India Usir...
Perdana Menteri Justin Trudeau dan Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto/Global Look Press/Keystone Press Agency/Sean Kilpatrick
A A A
NEW DELHI - India mengusir enam diplomat Kanada, termasuk Komisaris Tinggi Stewart Ross Wheeler, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri di New Delhi pada Senin (14/10/2024).

Para diplomat telah diminta meninggalkan India paling lambat hari Sabtu.

Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah New Delhi memanggil utusan Kanada dan mengatakan akan menarik komisaris tinggi dan diplomat lainnya dari Kanada.

Langkah ini setelah pemerintah yang dipimpin Perdana Menteri Justin Trudeau menghubungkan mereka dengan pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di pinggiran kota Vancouver tahun lalu.

New Delhi menyatakan mereka telah menerima komunikasi diplomatik dari Ottawa pada Minggu yang menyatakan para pejabatnya, termasuk komisaris tinggi, adalah "orang-orang yang berkepentingan" dalam penyelidikan yang sedang berlangsung.

India menyebut tuduhan Kanada sebagai "tuduhan yang tidak masuk akal," yang menunjukkan itu adalah bagian dari "agenda politik" Trudeau yang berpusat pada "politik bank suara."

Pada saat yang sama, Reuters, penyiar Kanada CBC, dan Washington Post melaporkan pada Senin, mengutip sumber-sumber pemerintah, bahwa Kanada telah mengusir enam diplomat India.

Laporan tersebut muncul beberapa jam setelah polisi Kanada mengatakan pejabat India telah menjadi bagian dari "kampanye kekerasan" pemerintah.

Komisaris Kepolisian Kerajaan Kanada Michael Duheme menyatakan pada konferensi pers pada hari Senin bahwa penyelidikan Kanada telah mengungkapkan, "Para diplomat dan pejabat konsuler India yang berbasis di Kanada memanfaatkan posisi mereka untuk terlibat dalam kegiatan rahasia seperti mengumpulkan informasi untuk pemerintah India, baik secara langsung maupun melalui agen mereka dan individu lain."

Kepolisian Kanada mengklaim informasi ini digunakan untuk menargetkan "anggota komunitas Asia Selatan," khususnya dalam gerakan Khalistan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1252 seconds (0.1#10.140)