Kapal Induknya Jadi Target Simulasi Serangan 13 Pesawat China, Ini Respons AS

Sabtu, 30 Januari 2021 - 12:49 WIB
loading...
A A A
"Tindakan ini mencerminkan upaya PLA yang berkelanjutan untuk menggunakan militernya sebagai alat untuk mengintimidasi atau memaksa mereka yang beroperasi di perairan dan wilayah udara internasional, untuk memasukkan tetangga mereka dan mereka yang memiliki klaim teritorial bersaing," kata Kafka.



Juru bicara INDOPACOM menunjukkan bahwa Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar dan beroperasi di wilayah mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional.

“AS memiliki kehadiran militer yang gigih dan secara rutin beroperasi di seluruh Indo-Pasifik, termasuk perairan dan wilayah udara yang mengelilingi Laut China Selatan dan Laut China Timur, sama seperti kami telah mendekati wilayah tersebut selama 240 tahun terakhir. Operasi kami merupakan bukti kesediaan kami untuk mendukung Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka untuk semua negara di bawah hukum internasional," imbuh Kafka.

Baca Juga: Gowes Jadi Tren, Omzet Pedagang Sepeda Terdongkrak 190% di 2020

Beijing mengeklaim hampir seluruh Laut China Selatan adalah wilayah kedaulatannya dan telah membangun pangkalan militer di pulau-pulau buatan di atas habitat maritim yang sensitif. Negara itu juga mengeklaim wilayah yang disengketakan di Laut China Timur.

Amerika Serikat memandang Laut China Selatan sebagai jalur air internasional dan mengirim kapal perang untuk secara rutin berpatroli di perairan tersebut dalam apa yang disebut latihan Kebebasan Navigasi.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Houthi Klaim Mampu Gagalkan...
Houthi Klaim Mampu Gagalkan Serangan Udara AS dan Inggris
AS Bombardir Markas...
AS Bombardir Markas Houthi Tewaskan 53 Orang, Apakah Israel Terlibat?
Profil Mark Rutte, Sekjen...
Profil Mark Rutte, Sekjen NATO yang Goda Trump agar Tingkatkan Produksi Senjata
China Diduga Gunakan...
China Diduga Gunakan Sindikat Kriminal untuk Melemahkan Palau
Balas Dendam, Houthi...
Balas Dendam, Houthi Coba Serang Kapal Induk Nuklir AS dengan Rudal dan Drone
Trump Makin Simpati...
Trump Makin Simpati pada Rusia, Eropa Galau Andalkan Senjata Nuklir Siapa?
Siapa Daniel Kahneman?...
Siapa Daniel Kahneman? Pemenang Nobel Ekonomi yang Memilih Bunuh Diri karena Tidak Suka Hidup di Usia Tua
6 Pemicu AS dan Inggris...
6 Pemicu AS dan Inggris Gelar Serangan Besar-besaran ke Pangkalan Houthi di Yaman
Trump Berlakukan Alien...
Trump Berlakukan Alien Enemies Act, Siapa yang Jadi Target?
Rekomendasi
TP PKK Komitmen Hilangkan...
TP PKK Komitmen Hilangkan Budaya KKN dari Mimika Papua
Pelarangan Truk Sumbu...
Pelarangan Truk Sumbu 3 Saat Lebaran Terlalu Lama, Asosiasi Logistik dan Forwarder Teriak
Pentingnya Lokasi Strategis...
Pentingnya Lokasi Strategis saat Booking Hotel untuk Perjalanan Bisnis
Berita Terkini
Houthi Klaim Mampu Gagalkan...
Houthi Klaim Mampu Gagalkan Serangan Udara AS dan Inggris
39 menit yang lalu
Profil Anatoliy Barhylevych,...
Profil Anatoliy Barhylevych, Kepala Staf AD Ukraina yang Dicopot karena Gagal Melawan Rusia
39 menit yang lalu
AS Bombardir Markas...
AS Bombardir Markas Houthi Tewaskan 53 Orang, Apakah Israel Terlibat?
1 jam yang lalu
Profil Mark Rutte, Sekjen...
Profil Mark Rutte, Sekjen NATO yang Goda Trump agar Tingkatkan Produksi Senjata
2 jam yang lalu
China Diduga Gunakan...
China Diduga Gunakan Sindikat Kriminal untuk Melemahkan Palau
3 jam yang lalu
Rusia Tuntut NATO Tolak...
Rusia Tuntut NATO Tolak Ukraina Jadi Anggota Baru sebagai Syarat Perjanjian Damai
3 jam yang lalu
Infografis
Setelah Ukraina, Negara...
Setelah Ukraina, Negara NATO Ini Jadi Target Rusia Berikutnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved