Rusia Tuntut NATO Tolak Ukraina Jadi Anggota Baru sebagai Syarat Perjanjian Damai
loading...

Rusia tuntut jaminan NATO menolak Ukraina jadi anggota baru sebagai salah satu syarat perjanjian damai. Foto/Kremlin.ru
A
A
A
MOSKOW - Rusia akan menuntut jaminan NATO bahwa Ukraina tidak diterimamenjadi anggota baru sebagai salah satu syarat perjanjian damai.
Moskow ingin Ukraina tetap berstatus sebagai negara netral.
"Kami akan menuntut agar jaminan keamanan yang kuat menjadi bagian dari perjanjian ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Alexander Grushko kepada surat kabar Izvestia, Senin (17/3/2025).
"Bagian dari jaminan ini harus berupa status netral Ukraina, penolakan negara-negara NATO untuk menerimanya ke dalam aliansi," ujarnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan berbicara via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini saat para panglima militer NATO dan mitra berkumpul di London untuk membahas rencana pengerahan tentara ke Ukraina sebagai "pasukan penjagaan perdamaian".
Rencana kontak telepon Trump dan Putin, yang diumumkan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff, muncul saat Putin terus menolak usulan AS soal gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina.
Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menerima usulan gencatan senjata tanpa syarat, Putin mengatakan Ukraina harus setuju untuk melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan NATO dan merelakan wilayah yang sudah dikuasai pasukan Rusia.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menuduh Putin berusaha menunda gencatan senjata, sementara presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan presiden Rusia tampaknya tidak sungguh-sungguh mencari perdamaian.
Namun pada hari Minggu, Witkoff bersikeras bahwa Putin melakukan "upaya konstruktif" dan bahwa panggilan telepon yang akan datang dengan Trump menunjukkan adanya "momentum positif".
Moskow ingin Ukraina tetap berstatus sebagai negara netral.
"Kami akan menuntut agar jaminan keamanan yang kuat menjadi bagian dari perjanjian ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri Alexander Grushko kepada surat kabar Izvestia, Senin (17/3/2025).
"Bagian dari jaminan ini harus berupa status netral Ukraina, penolakan negara-negara NATO untuk menerimanya ke dalam aliansi," ujarnya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan berbicara via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini saat para panglima militer NATO dan mitra berkumpul di London untuk membahas rencana pengerahan tentara ke Ukraina sebagai "pasukan penjagaan perdamaian".
Rencana kontak telepon Trump dan Putin, yang diumumkan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff, muncul saat Putin terus menolak usulan AS soal gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina.
Meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menerima usulan gencatan senjata tanpa syarat, Putin mengatakan Ukraina harus setuju untuk melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan NATO dan merelakan wilayah yang sudah dikuasai pasukan Rusia.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menuduh Putin berusaha menunda gencatan senjata, sementara presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan presiden Rusia tampaknya tidak sungguh-sungguh mencari perdamaian.
Namun pada hari Minggu, Witkoff bersikeras bahwa Putin melakukan "upaya konstruktif" dan bahwa panggilan telepon yang akan datang dengan Trump menunjukkan adanya "momentum positif".
Lihat Juga :