Panglima Militer Myanmar Lontarkan Retorika Kudeta terhadap Suu Kyi

Jum'at, 29 Januari 2021 - 07:46 WIB
loading...
A A A
Komisi Pemilu merilis pernyataan kemarin yang menyangkal kecurangan pemilih, meskipun mengakui bahwa mereka telah melihat "kelemahan" dalam daftar pemilih pada Pemilu sebelumnya.

“Tidak mungkin ada situasi penipuan pemilih hanya karena kelemahan dalam daftar pemilih yang salah dalam Pemilu ini,” kata komisi tersebut, seperti dikutip AFP, Jumat (29/1/2021). Komisi itu menambahkan bahwa setiap keluhan dapat diajukan dan diselidiki oleh komisi.

Anggota parlemen yang baru terpilih diharapkan mulai duduk di parlemen pada 1 Februari.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pihaknya mengawasi situasi dengan "prihatin" dan mendesak "semua aktor untuk menghentikan segala bentuk hasutan atau provokasi" dan untuk menghormati hasil Pemilu.

Bukan Hanya Gertakan

Pemungutan suara itu merupakan Pemilu demokratis kedua yang dilakukan Myanmar sejak muncul pada 2011 dari kediktatoran militer selama hampir lima dekade.

Sudah lama menjadi tokoh populer di Myanmar, pencalonan Suu Kyi untuk kekuasaan dalam pemilu 2015 yang bersejarah dibatasi oleh beberapa ketentuan konstitusional.

Salah satunya adalah melarang warga negara yang menikah dengan orang asing untuk menjadi presiden.

Suu Kyi, yang menikah dengan seorang warga negara Inggris, mengabaikan aturan itu setelah kemenangan pemilu 2015 dengan menjadi penasihat negara—peran kepemimpinan de facto yang dibuat oleh pemerintahnya.

NLD juga kemudian mendorong perubahan pada konstitusi di masa jabatan pertama mereka, sebuah proses yang hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Profil Fethulllah Gulen,...
Profil Fethulllah Gulen, Ulama yang Dituduh Erdogan sebagai Dalang Kudeta Turki
Siapa Tulip Siddiq?...
Siapa Tulip Siddiq? Politikus Inggris yang Selamat dari Kudeta Berdarah di Bangladesh
Militer Myanmar Bombardir...
Militer Myanmar Bombardir Desa yang Dikuasai Pemberontak, 40 Orang Tewas
Bos Yakuza Akui Bersalah...
Bos Yakuza Akui Bersalah Jual Bahan Senjata Nuklir ke Iran
11 Negara yang Memiliki...
11 Negara yang Memiliki Orang-orang Tanpa Kewarganegaraan Terbanyak di Dunia
Artis K-Pop Dukung Pemakzulan...
Artis K-Pop Dukung Pemakzulan Presiden Korea Selatan dengan Bagikan Makanan ke Demonstran
Kemlu Pulangkan 21 WNI...
Kemlu Pulangkan 21 WNI Korban Perdagangan Manusia di Myanmar
Usai Netanyahu, ICC...
Usai Netanyahu, ICC Bidik Jenderal Junta Myanmar atas Kejahatan terhadap Muslim Rohingya
KBRI Yangon Selamatkan...
KBRI Yangon Selamatkan Para WNI yang Disiksa di Myawaddy Myanmar
Rekomendasi
Resmi Diluncurkan, Manfaat...
Resmi Diluncurkan, Manfaat Layanan Tabalong Home Care Mulai Dirasakan
JIS Ramadan Fest, Baznas...
JIS Ramadan Fest, Baznas Sediakan Gerai Zakat untuk Pengunjung
KontraS Diteror Usai...
KontraS Diteror Usai Geruduk Rapat RUU TNI, DPR: Kalau Terganggu Laporkan
Berita Terkini
Houthi Klaim Mampu Gagalkan...
Houthi Klaim Mampu Gagalkan Serangan Udara AS dan Inggris
21 menit yang lalu
Profil Anatoliy Barhylevych,...
Profil Anatoliy Barhylevych, Kepala Staf AD Ukraina yang Dicopot karena Gagal Melawan Rusia
21 menit yang lalu
AS Bombardir Markas...
AS Bombardir Markas Houthi Tewaskan 53 Orang, Apakah Israel Terlibat?
1 jam yang lalu
Profil Mark Rutte, Sekjen...
Profil Mark Rutte, Sekjen NATO yang Goda Trump agar Tingkatkan Produksi Senjata
2 jam yang lalu
China Diduga Gunakan...
China Diduga Gunakan Sindikat Kriminal untuk Melemahkan Palau
2 jam yang lalu
Rusia Tuntut NATO Tolak...
Rusia Tuntut NATO Tolak Ukraina Jadi Anggota Baru sebagai Syarat Perjanjian Damai
3 jam yang lalu
Infografis
3 Senjata Rusia yang...
3 Senjata Rusia yang Paling Ditakuti oleh Militer Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved