WHO: Paradoks Pandemi Sedang Terjadi di Dunia
loading...
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, paradoks pandemi saat ini tengah berlangsung di dunia. Menurut WHO, hal semacam ini adalah hal yang wajar terjadi.
Direktur WHO untuk Eropa, Hans Kluge menuturkan, paradoks pandemi adalah masa di mana ketika orang sudah melihat akhir dari pandemi, tapi terus dipaksa untuk mengikuti protokol kesehatan, karena masih ada ancaman yang mengintai. Kluge menuturkan, ini kadang menyebabkan konflik.
"Paradoks ini, di mana masyarakat merasakan akhir yang terlihat dengan vaksin, tetapi pada saat yang sama, dipanggil untuk mematuhi tindakan pembatasan dalam menghadapi ancaman baru, menyebabkan ketegangan, kecemasan, kelelahan, dan kebingungan. Ini adalah sepenuhnya dapat dimengerti dalam keadaan ini," ucapnya.
Kluge, seperti dilansir Reuters pada Kamis (28/1/2021), mengatakan tingkat penularan yang terus tinggi dan varian virus yang muncul membuatnya mendesak untuk memvaksinasi kelompok prioritas, tetapi mengakui tingkat produksi dan distribusi vaksin belum sesuai dengan harapan.
Dia kemudian mengulangi pendirian WHO bahwa "paspor vaksinasi", bukti bahwa seseorang telah divaksin, akan penting untuk memantau cakupan inokulasi dan kemanjuran suntikan. Tetapi, jelasnya, ini tidak boleh digunakan sebagai tes lakmus untuk memungkinkan orang bepergian.
Terkait tentang pengawasan WHO terhadap vaksin Sputnik V Rusia, Kluge mengatakan dia telah berbicara dengan Duta Besar Rusia dan didapatkan konfirmasi bahwa data yang dibutuhkan oleh para ilmuwan WHO untuk meninjau suntikan itu dalam perjalanan ke Jenewa.
Direktur WHO untuk Eropa, Hans Kluge menuturkan, paradoks pandemi adalah masa di mana ketika orang sudah melihat akhir dari pandemi, tapi terus dipaksa untuk mengikuti protokol kesehatan, karena masih ada ancaman yang mengintai. Kluge menuturkan, ini kadang menyebabkan konflik.
"Paradoks ini, di mana masyarakat merasakan akhir yang terlihat dengan vaksin, tetapi pada saat yang sama, dipanggil untuk mematuhi tindakan pembatasan dalam menghadapi ancaman baru, menyebabkan ketegangan, kecemasan, kelelahan, dan kebingungan. Ini adalah sepenuhnya dapat dimengerti dalam keadaan ini," ucapnya.
Kluge, seperti dilansir Reuters pada Kamis (28/1/2021), mengatakan tingkat penularan yang terus tinggi dan varian virus yang muncul membuatnya mendesak untuk memvaksinasi kelompok prioritas, tetapi mengakui tingkat produksi dan distribusi vaksin belum sesuai dengan harapan.
Dia kemudian mengulangi pendirian WHO bahwa "paspor vaksinasi", bukti bahwa seseorang telah divaksin, akan penting untuk memantau cakupan inokulasi dan kemanjuran suntikan. Tetapi, jelasnya, ini tidak boleh digunakan sebagai tes lakmus untuk memungkinkan orang bepergian.
Terkait tentang pengawasan WHO terhadap vaksin Sputnik V Rusia, Kluge mengatakan dia telah berbicara dengan Duta Besar Rusia dan didapatkan konfirmasi bahwa data yang dibutuhkan oleh para ilmuwan WHO untuk meninjau suntikan itu dalam perjalanan ke Jenewa.
(esn)