Intelijen AS Peringatkan Ancaman Ekstremis Terkait Pemilu
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Para pejabat keamanan Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa kekerasan oleh para ekstremis domestik menjadi ancaman dalam pemilu presiden bulan depan.
Seorang pejabat menyebut “ramuan penyihir” yang terdiri atas ketegangan politik yang meningkat, kerusuhan sipil dan kampanye disinformasi asing.
Memo dari FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan berbagai ancaman oleh para ekstremis domestik pada target-target terkait pemilu itu diperkirakan meningkat menjelang pemilu 3 November.
Peringatan itu sejauh ini masih secara internal. Namun pejabat keamanan New Jersey mengambil langkah tak biasa dengan mempublikasikan ancaman itu dalam laporan di websitenya pekan lalu.
“Anda memiliki ramuan penyihir itu benar-benar tidak pernah terjadi dalam sejarah Amerika. Dan jika itu ada, itu beberapa dekade lalu jika tidak abad,” kata Jared Maples, direktur Kantor Keamanan dan Kesiapan Dalam Negeri New Jersey yang merilis peringatan ancaman itu.
Unjuk rasa nasional terjadi dalam beberapa bulan terakhir terkait keadilan rasial dan kebrutalan polisi. Sebagian besar unjuk rasa itu berlangsung damai tapi beberapa memicu bentrok, termasuk antara faksi-faksi ekstremis dari sayap kiri dan sayap kanan.
AS saat ini juga menghadapi pandemi virus corona, pengangguran tinggi dan pemilu presiden yang memperburuk polarisasi iklim politik.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu menolak berkomitmen untuk pemindahan kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pemilu melawan Joe Biden dari Partai Demokrat.
Trump juga meragukan legitimasi pemilu karena kekhawatirannya tentang pemilu lewat kantor pos. Demokrat mendukung cara pemungutan suara melalui kantor pos itu karena pandemi virus corona. (Baca Juga: PBB: Israel Hancurkan Lebih dari 500 Bangunan Palestina Tahun Ini)
Kasus kecurangan pemilu dengan surat suara yang dikirim melalui pos itu sangat jarang terjadi. Para pakar menyatakan hampir mustahil bagi para aktor asing untuk mengganggu pemilu dengan mengirimkan surat suara palsu. (Baca Infografis: Perang Pecah, Fakta Kekuatan Militer Azerbaijan dan Armenia)
Buletin internal FBI terbaru memperingatkan ekstremis domestik dengan berbagai ideologi akan menambah ancaman pada target-target terkait pemilu menjelang hari pemungutan suara. Buletin itu pertama dirilis oleh Yahoo News. (Lihat Video: Oknum Polisi Gelar Resepsi Pernikahan Mewah di Labuhanbatu Viral di Media Sosial)
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Seorang pejabat menyebut “ramuan penyihir” yang terdiri atas ketegangan politik yang meningkat, kerusuhan sipil dan kampanye disinformasi asing.
Memo dari FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS menyatakan berbagai ancaman oleh para ekstremis domestik pada target-target terkait pemilu itu diperkirakan meningkat menjelang pemilu 3 November.
Peringatan itu sejauh ini masih secara internal. Namun pejabat keamanan New Jersey mengambil langkah tak biasa dengan mempublikasikan ancaman itu dalam laporan di websitenya pekan lalu.
“Anda memiliki ramuan penyihir itu benar-benar tidak pernah terjadi dalam sejarah Amerika. Dan jika itu ada, itu beberapa dekade lalu jika tidak abad,” kata Jared Maples, direktur Kantor Keamanan dan Kesiapan Dalam Negeri New Jersey yang merilis peringatan ancaman itu.
Unjuk rasa nasional terjadi dalam beberapa bulan terakhir terkait keadilan rasial dan kebrutalan polisi. Sebagian besar unjuk rasa itu berlangsung damai tapi beberapa memicu bentrok, termasuk antara faksi-faksi ekstremis dari sayap kiri dan sayap kanan.
AS saat ini juga menghadapi pandemi virus corona, pengangguran tinggi dan pemilu presiden yang memperburuk polarisasi iklim politik.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu menolak berkomitmen untuk pemindahan kekuasaan secara damai jika dia kalah dalam pemilu melawan Joe Biden dari Partai Demokrat.
Trump juga meragukan legitimasi pemilu karena kekhawatirannya tentang pemilu lewat kantor pos. Demokrat mendukung cara pemungutan suara melalui kantor pos itu karena pandemi virus corona. (Baca Juga: PBB: Israel Hancurkan Lebih dari 500 Bangunan Palestina Tahun Ini)
Kasus kecurangan pemilu dengan surat suara yang dikirim melalui pos itu sangat jarang terjadi. Para pakar menyatakan hampir mustahil bagi para aktor asing untuk mengganggu pemilu dengan mengirimkan surat suara palsu. (Baca Infografis: Perang Pecah, Fakta Kekuatan Militer Azerbaijan dan Armenia)
Buletin internal FBI terbaru memperingatkan ekstremis domestik dengan berbagai ideologi akan menambah ancaman pada target-target terkait pemilu menjelang hari pemungutan suara. Buletin itu pertama dirilis oleh Yahoo News. (Lihat Video: Oknum Polisi Gelar Resepsi Pernikahan Mewah di Labuhanbatu Viral di Media Sosial)
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)