Pembantaian Zionis Israel dan Sahur Ramadan Berdarah di Gaza
loading...

Para warga Palestina berduka di luar Rumah Sakit al-Shifa di Gaza setelah serangan Israel menewaskan ratusan orang pada 18 Maret 2025. Foto/MEE/Mohammed al-Hajjar
A
A
A
GAZA - Pada Selasa dini hari lalu, para warga Palestina di Gaza terbangun dengan harapan pagi mereka akan seperti pagi-pagi lainnya di bulan Ramadan ini.
Keluarga, teman, dan tetangga berkumpul untuk menyiapkan santapan sahur, makanan sebelum fajar untuk mempersiapkan diri berpuasa seharian.
Namun, militer Israel telah berencana untuk menggunakan momen ritual Islam ini untuk melancarkan serangan ganas ke daerah kantong Palestina tersebut dan menghancurkan gencatan senjata yang telah berlangsung selama 58 hari.
Segera setelah pukul 02.00 dini hari pada hari itu, serangkaian serangan udara Israel menargetkan puluhan bangunan tempat tinggal dan sekolah yang melindungi orang-orang telantar di seluruh Gaza.
Salah satu target pertama adalah Sekolah al-Tabaeen, yang menampung ratusan warga Palestina telantar di Daraj, sebuah lingkungan di jantung Kota Gaza.
Setidaknya 25 warga Palestina tewas akibat pengeboman biadab Zionis Israel, termasuk wanita dan anak-anak yang berlindung di sekolah tersebut, yang telah menjadi sasaran tiga kali sejak dimulainya perang Gaza.
Segera setelah serangan tersebut, Muhammed al-Shawish berdiri di dalam di antara kerumunan penyintas dan penduduk setempat yang datang untuk membantu.
Dia baru saja menerima berita bahwa saudara perempuannya dan anak-anaknya tewas dalam serangan tersebut.
“Suami saudara perempuan saya tewas pada awal perang. Hari ini, mereka mengebom Sekolah Tabaeen tempat dia dan anak-anaknya berlindung,” kata Shawish kepada Middle East Eye (MEE).
Keluarga, teman, dan tetangga berkumpul untuk menyiapkan santapan sahur, makanan sebelum fajar untuk mempersiapkan diri berpuasa seharian.
Namun, militer Israel telah berencana untuk menggunakan momen ritual Islam ini untuk melancarkan serangan ganas ke daerah kantong Palestina tersebut dan menghancurkan gencatan senjata yang telah berlangsung selama 58 hari.
Segera setelah pukul 02.00 dini hari pada hari itu, serangkaian serangan udara Israel menargetkan puluhan bangunan tempat tinggal dan sekolah yang melindungi orang-orang telantar di seluruh Gaza.
Salah satu target pertama adalah Sekolah al-Tabaeen, yang menampung ratusan warga Palestina telantar di Daraj, sebuah lingkungan di jantung Kota Gaza.
Setidaknya 25 warga Palestina tewas akibat pengeboman biadab Zionis Israel, termasuk wanita dan anak-anak yang berlindung di sekolah tersebut, yang telah menjadi sasaran tiga kali sejak dimulainya perang Gaza.
Segera setelah serangan tersebut, Muhammed al-Shawish berdiri di dalam di antara kerumunan penyintas dan penduduk setempat yang datang untuk membantu.
Dia baru saja menerima berita bahwa saudara perempuannya dan anak-anaknya tewas dalam serangan tersebut.
“Suami saudara perempuan saya tewas pada awal perang. Hari ini, mereka mengebom Sekolah Tabaeen tempat dia dan anak-anaknya berlindung,” kata Shawish kepada Middle East Eye (MEE).
Lihat Juga :