Pembantaian Zionis Israel dan Sahur Ramadan Berdarah di Gaza
loading...
A
A
A
“Kami tidak dapat menemukan taksi atau mobil karena [kekurangan] bahan bakar dan blokade. Saya harus membawa jenazah sendiri dan membawanya ke rumah sakit [untuk dimakamkan], karena kami tidak dapat menunggu lebih lama lagi,” kata sepupu Maram.
Puluhan jenazah telah tiba di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Sebagian besar telah diidentifikasi dan telah dibaringkan di lantai sambil menunggu pemakaman.
Sementara jumlah pasti korban masih belum diketahui, dengan puluhan orang masih hilang atau terjebak di bawah reruntuhan, Kementerian Kesehatan Gaza pada hari itu telah mengonfirmasi bahwa sedikitnya 420 warga Palestina telah tewas dan 562 lainnya terluka dalam pengeboman yang sedang berlangsung.
Pada hari ini (21/3/2025), Hamas mengatakan jumlah korban meninggal akibat pengeboman Israel telah bertambah menjadi sekitar 600 orang.
Di halaman rumah sakit, Sood Abdulsalam Ahmed al-Sahwish berdiri memandangi jenazah yang ditutupi kain kafan plastik putih dan biru.
"Saya tidak punya [saudara] di antara para korban ini. Namun, putra saya terbunuh di awal perang, dan keponakan saya terbunuh di Nuseirat. Semuanya," katanya kepada MEE.
"Kami hanya menginginkan gencatan senjata. Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk melakukan gencatan senjata, kami tidak menginginkan yang lain."
Setelah serangan awal, militer Israel mengeluarkan perintah pengusiran massal kepada penduduk di berbagai wilayah di Jalur Gaza, termasuk Beit Hanoun, Khuzaa, dan Abasan.
Ketika ratusan keluarga mengungsi dari wilayah yang ditentukan, warga Palestina di tempat lain juga mulai berkemas, mengantisipasi perintah lebih lanjut.
Untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, jalan-jalan utama Kota Gaza hampir kosong. Hanya beberapa orang di sana-sini yang terlihat menimbun makanan untuk bersiap menghadapi yang terburuk.
Jenazah Menunggu Pemakaman
Puluhan jenazah telah tiba di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Sebagian besar telah diidentifikasi dan telah dibaringkan di lantai sambil menunggu pemakaman.
Sementara jumlah pasti korban masih belum diketahui, dengan puluhan orang masih hilang atau terjebak di bawah reruntuhan, Kementerian Kesehatan Gaza pada hari itu telah mengonfirmasi bahwa sedikitnya 420 warga Palestina telah tewas dan 562 lainnya terluka dalam pengeboman yang sedang berlangsung.
Pada hari ini (21/3/2025), Hamas mengatakan jumlah korban meninggal akibat pengeboman Israel telah bertambah menjadi sekitar 600 orang.
Di halaman rumah sakit, Sood Abdulsalam Ahmed al-Sahwish berdiri memandangi jenazah yang ditutupi kain kafan plastik putih dan biru.
"Saya tidak punya [saudara] di antara para korban ini. Namun, putra saya terbunuh di awal perang, dan keponakan saya terbunuh di Nuseirat. Semuanya," katanya kepada MEE.
"Kami hanya menginginkan gencatan senjata. Kami menyerukan kepada semua pihak terkait untuk melakukan gencatan senjata, kami tidak menginginkan yang lain."
Setelah serangan awal, militer Israel mengeluarkan perintah pengusiran massal kepada penduduk di berbagai wilayah di Jalur Gaza, termasuk Beit Hanoun, Khuzaa, dan Abasan.
Ketika ratusan keluarga mengungsi dari wilayah yang ditentukan, warga Palestina di tempat lain juga mulai berkemas, mengantisipasi perintah lebih lanjut.
Untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan, jalan-jalan utama Kota Gaza hampir kosong. Hanya beberapa orang di sana-sini yang terlihat menimbun makanan untuk bersiap menghadapi yang terburuk.
Lihat Juga :