Israel Gelar Serangan Baru ke Lebanon, Dunia Kutuk Zionis
loading...

Sejumlah orang tewas akibat serangan terbaru Israel di Lebanon. Foto/Al Mayadeen
A
A
A
BEIRUT - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangkaian serangan udara di Lebanon selatan setelah tiga roket ditembakkan ke Israel utara pada hari Sabtu (22/3/2025).
Serangan Israel mengakibatkan kematian tujuh orang dan lebih dari selusin lainnya cedera.
Hizbullah membantah terlibat dalam penembakan roket tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan Lebanon Yassin Jaber mendesak Israel "memberi tentara Lebanon kesempatan" untuk dikerahkan ke selatan Lebanon sesuai ketentuan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Menurut kesepakatan tahun lalu, tentara Lebanon akan menjadi satu-satunya angkatan bersenjata di selatan Sungai Litani, menggantikan kehadiran militer Hizbullah yang telah lama ada di sana.
Pada hari Sabtu, Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon setelah tiga roket ditembakkan ke arah Israel utara pada hari Sabtu.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis mengecam roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel dan memperingatkan agar tidak terjadi eskalasi.
“Prancis menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati komitmen yang dibuat berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada bulan November 2024, untuk menghindari eskalasi yang dapat berdampak serius bagi keamanan Lebanon, Israel, dan seluruh kawasan,” ungkap Kemlu Prancis, seperti dilansir kantor berita AFP.
Prancis adalah salah satu sponsor perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang telah dilanggar Israel dengan serangannya dan pendudukan yang terus berlanjut di beberapa bagian Lebanon selatan.
Adapun Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia Antonio Tajani mengatakan Roma menyaksikan pecahnya kekerasan di Lebanon selatan “dengan prihatin”.
Serangan Israel mengakibatkan kematian tujuh orang dan lebih dari selusin lainnya cedera.
Hizbullah membantah terlibat dalam penembakan roket tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan Lebanon Yassin Jaber mendesak Israel "memberi tentara Lebanon kesempatan" untuk dikerahkan ke selatan Lebanon sesuai ketentuan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah.
Menurut kesepakatan tahun lalu, tentara Lebanon akan menjadi satu-satunya angkatan bersenjata di selatan Sungai Litani, menggantikan kehadiran militer Hizbullah yang telah lama ada di sana.
Pada hari Sabtu, Israel melancarkan serangkaian serangan udara di Lebanon setelah tiga roket ditembakkan ke arah Israel utara pada hari Sabtu.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis mengecam roket yang diluncurkan dari Lebanon ke Israel dan memperingatkan agar tidak terjadi eskalasi.
“Prancis menyerukan kepada semua pihak untuk menghormati komitmen yang dibuat berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada bulan November 2024, untuk menghindari eskalasi yang dapat berdampak serius bagi keamanan Lebanon, Israel, dan seluruh kawasan,” ungkap Kemlu Prancis, seperti dilansir kantor berita AFP.
Prancis adalah salah satu sponsor perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, yang telah dilanggar Israel dengan serangannya dan pendudukan yang terus berlanjut di beberapa bagian Lebanon selatan.
Adapun Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia Antonio Tajani mengatakan Roma menyaksikan pecahnya kekerasan di Lebanon selatan “dengan prihatin”.
Lihat Juga :