Profil Mark Rutte, Sekjen NATO yang Goda Trump agar Tingkatkan Produksi Senjata

Senin, 17 Maret 2025 - 13:18 WIB
loading...
Profil Mark Rutte, Sekjen...
Sekjen NATO Mark Rutte menggoda Presiden AS Donald Trump agar meningkatkan produksi senjata. Foto/NATO
A A A
JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte telah "menggoda" Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar meningkatkan produksi senjata.

Saat bertemu Trump di Gedung Putih pada Kamis lalu, Rutte mengatakan seluruh negara aliansi, termasuk AS, perlu menggenjot produksi persenjataan lebih banyak.

"Kita tidak berbuat cukup banyak, dan tidak di AS, tidak di Eropa, dan kita tertinggal jika dibandingkan dengan Rusia dan China," kata Rutte kepada Trump.



"Orang Eropa membeli empat kali lebih banyak di sini daripada sebaliknya, yang merupakan hal yang baik karena Anda memiliki industri pertahanan yang kuat, tetapi kita perlu berbuat lebih banyak di sana untuk memastikan bahwa kita meningkatkan produksi dan menghilangkan birokrasi yang bertele-tele," imbuh mantan perdana menteri Belanda tersebut.

Dia mengatakan dalam masa jabatan kedua Trump, negara-negara Eropa berkomitmen untuk mengeluarkan USD800 miliar untuk belanja pertahanan dan Jerman kini menambah setengah triliun dolar, begitu pula Inggris.

Negara-negara lain berkomitmen jauh lebih tinggi untuk belanja pertahanan, katanya.

"Mereka belum mencapai target. Kita perlu berbuat lebih banyak," papar Rutte.

Bos NATO ini menambahkan bahwa dia ingin bekerja sama dengan Trump sebelum KTT Den Haag dari 24-25 Juni. "Untuk memastikan bahwa kita akan memiliki NATO yang benar-benar diperkuat di bawah kepemimpinan Anda, dan kita akan mencapainya," ujarnya.

Profil Sekjen NATO Mark Rutte


Mark Rutte lahir pada 14 Februari 1967 di Den Haag, Belanda. Dia dikenal sebagai politisi Belanda yang menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Belanda dari 2010 hingga 2024 dan saat ini menjabat sebagai sekjen NATO sejak Oktober 2024.

Latar Belakang dan Karier Awal


Rutte menempuh pendidikan di Universitas Leiden, di mana dia meraih gelar dalam bidang sejarah.

Sebelum terjun ke dunia politik, dia bekerja di sektor bisnis, termasuk posisi manajerial di Unilever.

Keterlibatannya dalam politik dimulai dengan bergabung dalam Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), di mana dia kemudian menjadi pemimpin partai pada tahun 2006.

Jadi PM Terlama Belanda


Sebagai pemimpin VVD, Rutte memimpin partainya meraih kemenangan dalam pemilihan umum 2010, yang mengantarkannya menjadi PM Belanda.

Dia dikenal karena pendekatan pragmatis dan kemampuannya membentuk koalisi pemerintahan yang stabil.

Selama masa jabatannya, Rutte menghadapi berbagai tantangan, termasuk krisis ekonomi Eropa dan isu-isu migrasi.

Dia berhasil mempertahankan posisinya sebagai PM Belanda hingga 2024, menjadikannya PM terlama dalam sejarah Belanda.

Jadi Sekjen NATO, Dukung Ukraina


Pada Oktober 2024, Rutte diangkat sebagai Sekjen NATO, menggantikan Jens Stoltenberg.

Dalam peran barunya, Rutte menekankan pentingnya dukungan berkelanjutan untuk Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia.

Dia juga menyoroti perlunya peningkatan pengeluaran pertahanan di antara negara-negara anggota NATO untuk menghadapi ancaman yang berkembang.

Rutte dikenal sebagai pendukung kuat aliansi trans-Atlantik dan berkomitmen untuk bekerja dengan berbagai pemimpin dunia, termasuk Presiden AS, terlepas dari afiliasi politik mereka.

Dia juga menekankan pentingnya NATO dalam menjaga keamanan global dan beradaptasi dengan tantangan baru, seperti ancaman siber dan perubahan geopolitik.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Apakah Zelensky bisa...
Apakah Zelensky bisa Lengser dari Kursi Presiden Ukraina? Simak Ulasan Lengkapnya
AS Diminta Kembalikan...
AS Diminta Kembalikan Patung Liberty ke Prancis, Ini Respons Menohok Gedung Putih
Bagaimana Mahmoud Khalil...
Bagaimana Mahmoud Khalil Jadi Ikon Perjuangan Aktivis Pro-Palestina Melawan Trump?
Siapa Massad Boulos?...
Siapa Massad Boulos? Arsitek Kebijakan Donald Trump di Timur Tengah
Pendiri Tentara Bayaran...
Pendiri Tentara Bayaran Blackwater: Militer Rusia Menjadi Lebih Pintar Melawan Senjata AS
Sekutu NATO Mulai Melawan...
Sekutu NATO Mulai Melawan AS, Desak Eropa Ganti Jet Tempur Siluman F-35 dengan Rafale
3 Skenario AS Menginvasi...
3 Skenario AS Menginvasi Panama, Invasi Militer Salah Satu Pilihan Terburuk
Efisiensi, Trump Cabut...
Efisiensi, Trump Cabut Perlindungan Secret Service AS untuk Anak-anak Biden
Perawat AS Masuk Islam...
Perawat AS Masuk Islam usai Lihat Ibu Gaza Gendong Anaknya yang Dibom Israel Masih Ucap Alhamdulillah
Rekomendasi
Sepakat Prabowo Bangun...
Sepakat Prabowo Bangun Tahanan Koruptor di Pulau Terpencil, KPK: Tak Perlu Makanan, Cukup Alat Pertanian
Tok, Komisi I DPR Sepakat...
Tok, Komisi I DPR Sepakat RUU TNI Disahkan Menjadi UU Dalam Rapat Paripurna
BEI Beberkan Penyebab...
BEI Beberkan Penyebab IHSG Terpuruk 6% Lebih hingga Trading Halt
Berita Terkini
5 Negara yang Dikuasai...
5 Negara yang Dikuasai Militer, Nomor 4 Tetangga Indonesia
33 menit yang lalu
Apakah Zelensky bisa...
Apakah Zelensky bisa Lengser dari Kursi Presiden Ukraina? Simak Ulasan Lengkapnya
1 jam yang lalu
AS Diminta Kembalikan...
AS Diminta Kembalikan Patung Liberty ke Prancis, Ini Respons Menohok Gedung Putih
3 jam yang lalu
Bagaimana Mahmoud Khalil...
Bagaimana Mahmoud Khalil Jadi Ikon Perjuangan Aktivis Pro-Palestina Melawan Trump?
3 jam yang lalu
Pertama Kalinya, Australia...
Pertama Kalinya, Australia Singkirkan Gambar Raja Charles dari Uang Kertas 5 Dolar
3 jam yang lalu
Profil Andrii Hnatov,...
Profil Andrii Hnatov, Kepala Staf Militer Ukraina yang Baru untuk Hadapi Rusia
4 jam yang lalu
Infografis
Senjata yang Mampu Lumpuhkan...
Senjata yang Mampu Lumpuhkan Seluruh Negara NATO, Termasuk AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved