Perang Paling Mematikan di Lebanon sejak 2006, 182 Orang Tewas Akibat Serangan Israel

Senin, 23 September 2024 - 21:15 WIB
loading...
A A A
Peringatan evakuasi tersebut merupakan yang pertama dalam hampir setahun konflik yang terus meningkat dan muncul setelah baku tembak yang sangat hebat pada hari Minggu. Hizbullah meluncurkan sekitar 150 roket, rudal, dan pesawat nirawak ke Israel utara sebagai balasan atas serangan yang menewaskan seorang komandan tinggi dan puluhan pejuang.

Tidak ada tanda-tanda eksodus langsung dari desa-desa di Lebanon selatan, dan peringatan tersebut membuka kemungkinan bahwa beberapa penduduk dapat tinggal di dalam atau di dekat bangunan yang menjadi sasaran tanpa mengetahui bahwa mereka berisiko.

Serangan dan serangan balasan yang meningkat telah menimbulkan kekhawatiran akan perang habis-habisan, bahkan ketika Israel masih memerangi Hamas di Gaza dan mencoba memulangkan sejumlah sandera yang ditawan dalam serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober. Hizbullah telah berjanji untuk melanjutkan serangannya sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dan Hamas, kelompok militan yang didukung Iran. Israel mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengembalikan ketenangan ke perbatasan utaranya.

Wartawan Associated Press di Lebanon selatan melaporkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan banyak daerah pada Senin pagi, termasuk beberapa yang jauh dari perbatasan.

Kantor Berita Nasional milik pemerintah Lebanon mengatakan serangan itu menghantam kawasan hutan di provinsi tengah Byblos, sekitar 130 kilometer (81 mil) di utara perbatasan Israel-Lebanon, untuk pertama kalinya sejak pertukaran dimulai pada Oktober.

Tidak ada korban luka yang dilaporkan di sana. Israel juga mengebom target di wilayah Baalbek dan Hermel di timur laut, di mana seorang penggembala tewas dan dua anggota keluarga terluka, menurut kantor berita tersebut. Dikatakan total 30 orang terluka dalam serangan itu.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 182. Kementerian itu meminta rumah sakit di Lebanon selatan dan lembah Bekaa timur untuk menunda operasi yang dapat dilakukan nanti. Kementerian itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa permintaannya ditujukan untuk menjaga rumah sakit tetap siap menangani orang-orang yang terluka oleh "agresi Israel yang meluas di Lebanon."

Seorang pejabat militer Israel mengatakan Israel berfokus pada operasi udara dan tidak memiliki rencana segera untuk operasi darat. Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim sesuai dengan peraturan, mengatakan serangan tersebut ditujukan untuk mengekang kemampuan Hizbullah untuk meluncurkan lebih banyak serangan ke Israel.

Media Lebanon melaporkan bahwa penduduk menerima pesan teks yang mendesak mereka untuk menjauh dari gedung mana pun tempat Hizbullah menyimpan senjata hingga pemberitahuan lebih lanjut.

"Jika Anda berada di gedung yang menyimpan senjata untuk Hizbullah, menjauhlah dari desa tersebut hingga pemberitahuan lebih lanjut," demikian bunyi pesan berbahasa Arab tersebut, menurut media Lebanon.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0985 seconds (0.1#10.140)