China dalam Posisi Tak Menguntungkan soal Pertikaiannya dengan Filipina

Selasa, 16 Juli 2024 - 08:11 WIB
loading...
A A A
Selain Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei Darussalam juga memiliki klaim atas pulau-pulau di Laut China Selatan yang diklaim China. Beijing telah menolak untuk mengakui putusan arbitrase internasional pada 2016 oleh pengadilan terafiliasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Den Haag, yang mementahkan klaim sepihak China di Laut China Selatan.

Menurut para analis, China sekarang khawatir bahwa hubungan militer yang lebih erat antara Filipina dan Amerika Serikat dapat memperkuat posisi Washington di Laut China Selatan—yang tentunya merugikan Beijing.

Di masa mendatang, militer AS akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk campur tangan jika China melancarkan tindakan militer yang salah terhadap Taiwan.

Dalam skenario seperti itu, berdasarkan ketentuan Perjanjian Pertahanan Bersama, Filipina akan memberikan bantuan kepada pasukan AS dengan fasilitas logistik yang diperlukan.

Puluhan ribu pasukan Filipina dan AS telah mengambil bagian dalam serangkaian latihan gabungan sejak 2023. Latihan tersebut berlanjut pada 2024 di bawah program "kegiatan kerja sama maritim."

Bersamaan dengan ini, patroli maritim gabungan, latihan militer, dan pengadaan perangkat keras militer terus berlanjut.

Sentimen Pro-Amerika


Sejak Presiden Ferdinand Marcos Jr memangku jabatan di Filipina pada 2022, pasukan AS telah diizinkan mengakses semakin banyak pangkalan militer di negara tersebut.

Pada 2023, Manila setuju untuk menambah jumlah pangkalan militer AS di Filipina berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan yang Ditingkatkan antara kedua negara, dari empat menjadi sembilan.

Salah satu lokasi tempat pasukan AS diizinkan tinggal bergilir lebih lama adalah di ujung timur laut kepulauan Luzon, hanya sekitar 400 kilometer dari Taiwan.

Jika Beijing berpikir bahwa mereka dapat memenangkan hati Manila melalui negosiasi damainya, para pemimpin Partai Komunis China (CCP) perlu berpikir ulang. Seperti yang ditulis kantor berita Al Jazeera: "Pada tanggal 2 Februari 1995, sebuah kapal patroli Angkatan Laut Filipina menemukan sebuah bangunan baru di atas panggung yang mengibarkan bendera China di terumbu karang yang terendam, sekitar 240 km dari pulau Palawan, Filipina.”
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3643 seconds (0.1#10.140)